Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto atau akrab disapa Titiek Soeharto menyambut baik rencana Presiden Prabowo Subianto untuk menghapus utang-utang petani di perbankan.
Dia mengaku optimis jika program penghapusan utang petani oleh Presiden Prabowo akan berjalan. Untuk itu, Titiek meminta kepada masyarakat bersabar menunggu proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah.
“Kalau pak Presidennya sudah bicara ya kita harus percaya, Insya Allah pasti dananya ada. Mosok (masa) cuman omong-omong doang,” kata Titiek Soeharto saat kunjungan kerja di wilayah Sukoharjo seperti dikutip Inilahjateng, Rabu (13/11/2024).
Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto menghapus piutang macet bagi para pelaku UMKM termasuk petani dan nelayan.
Penghapusan utang tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun 2024 tentang penghapusan piutang macet kepada usaha mikro kecil dan menengah dalam bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan, serta UMKM lainnya. Penandatanganan PP tersebut dilakukan Prabowo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/11/2024).
“Setelah mendengar saran dan aspirasi banyak pihak terutama dari kelompok-kelompok tani dan nelayan seluruh Indonesia, pada hari ini Selasa 5 November 2024, saya akan menandatangani PP nomor 47 Tahun 2024 tanggal 5 November 2024 tentang penghapusan piutang macet kepada usaha mikro kecil dan menengah dalam bidang pertanian perkebunan peternakan perikanan dan kelautan, serta UMKM lainnya,” kata Prabowo.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2024, penyaluran kredit perbankan untuk sektor pertanian, mencapai Rp517,253 triliun. Atau naik 6,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan Agustus 2023 sebesar Rp 483,862 triliun.
Dari jumlah tersebut, kredit yang jatuh menjadi macet atau non performing loan (NPL) mencapai Rp10,755 triliun per Agustus 2024. Naik 14,85 persen (yoy) ketimbang Agustus 2023 sebesar Rp9,364 triliun.
Sementara kredit sektor perikanan tercatat Rp20,492 triliun per Agustus 2024, menurun 0,29 persen (yoy) dibandingkan Agustus 2023 sebesar Rp20,552 triliun. Dari jumlah tersebut yang menjadi kredit macet sebesar Rp1,115 triliun.
Atau turun 2,10 persen (yoy) ketimbang Agustus 2023 sebesar Rp1,139 triliun. Sehingga, total jenderal kredit macet dari kedua sektor itu per Agustus 2024 menjadi Rp11,9 triliun. Cukup gede juga angka kredit macet yang bakal diputihkan. Rata-rata kredit macet yang disangga 6 juta petani dan nelayan, sebesar Rp2 jutaan.
(Sumber)