News  

6 Tambang Nikel Terbesar di Indonesia 2024, Luasnya Tembus 70 Ribu Hektare

Secara garis besar, area pertambangan nikel terbesar di Indonesia berada di kawasan timur, yakni Sulawesi, Maluku, hingga Papua Barat.

Menurut Rencana Pengelolaan Mineral dan Batubara Nasional (RPMBN) Tahun 2022-2027 yang dirilis oleh Pemerintah Indonesia,  total cadangan dan produksi nikel tanah air berada di peringkat pertama di dunia.

Dalam hal ini, seluruh sumber daya nikel yang tersedia di Indonesia berkontribusi sebesar 23 persen dari total cadangan nikel di dunia dan 29 persen dari total produksi nikel di dunia.

Dengan sumber daya alam yang sangat berlimpah, Indonesia memang memiliki kawasan pertambangan nikel yang cukup besar. Bahkan, ada area pertambangan nikel di Indonesia yang memiliki luas sebesar 70 ribu hektare.

Daftar Tambang Nikel Terbesar di Indonesia

Berikut adalah daftar tambang nikel terbesar di Indonesia:

1. Blok Sorowako, Sulawesi Selatan

Blok Sorowako yang berlokasi di Luwu Timur, Sulawesi Selatan menyabet predikat tambang nikel terbesar di Indonesia dengan luas area sebesar 70.566 hektare.

Area pertambangan ini menerapkan sistem operasi penambangan terbuka yang dikelola oleh PT Vale Indonesia Tbk.

Di blok ini, PT Vale Indonesia memproduksi bijih nikel berkadar tinggi (saprolite) yang akan diolah menjadi nickel matte (bahan baku baterai).

Selain Blok Sorowako, PT Vale Indonesia juga memegang tambang nikel lain, di antaranya sebagai berikut:

  • Blok Bahodopi, Sulawesi Tengah (22.699 hektare).
  • Blok Pomalaa dan Sua-Sua, Sulawesi Tenggara (24.752 hektare).

Dengan demikian, total konsesi lahan yang dipegang PT Vale di Indonesia mencapai 118.017 hektare.

Berdasarkan Laporan Tahunan 2022 PT Vale Indonesia, total produksi bijih nikel Vale pada tahun 2022 diketahui mencapai 11,55 juta ton dengan cadangan mineral perseroan mencapai 111,55 juta ton.

2. Tambang Weda Bay Nickel, Maluku Utara

Selanjutnya, tambang Weda Bay Nickel yang berada di Halmahera Tengah dan Halmahera Timur, Maluku Utara turut bersaing sebagai tambang nikel terbesar di Indonesia dengan luas wilayah mencapai 54.874 hektare.

Area pertambangan ini dioperasikan oleh PT Weda Bay Nickel, di mana mayoritas sahamnya dimiliki oleh perusahaan Tiongkok Tsingshan (51,3 persen) dan perusahaan Prancis, Eramet (37,8 persen).

Sementara itu, sisa 10 persen saham PT Weda Bay Nickel dimiliki oleh pemerintah Indonesia melalui PT Aneka Tambang Tbk (Antam) selaku salah satu perusahaan pertambangan terbesar di tanah air.

Pertambangan Weda Bay Nickel memiliki total cadangan bijih nikel sebesar 132 juta ton. Sementara itu, kadar nikel di area ini rata-rata sebesar 1 persen-1,4 persen.

3. Tambang Pulau Gag, Papua Barat

Kawasan pertambangan nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat diketahui memiliki wilayah kontrak karya seluas 13.136 hektare dengan area IPPKH (Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan) sebesar 603,25 hektare.

Adapun izin usaha pertambangan produksi (IUP OP) kawasan ini dipegang oleh PT Gag Nikel, salah satu anak usaha PT Aneka Tambang Tbk.

Diketahui, total sumber daya nikel pertambangan Gag berada di angka 315,57 juta wet metrik ton. Sumber daya ini terdiri atas bijih nikel kadar rendah sebesar 154,61 juta wet metrik ton (wmt) dan nikel kadar tinggi mencapai 160,96 juta wmt.

4. Tambang Kawasi, Maluku Utara

Kemudian, area pertambangan Kawasi yang terletak di Pulau Obi, Maluku Utara menempati posisi keempat dalam daftar tambang nikel terbesar di Indonesia. Pertambangan Kawasi diketahui memiliki luas sekitar 2.247 hektare.

Adapun Izin usaha pertambangan (IUP) area ini berada di tangan PT Trimegah Bangun Persada Tbk.

Dilansir dari Laporan Tahunan 2022 PT Trimegah Bangun Persada, cadangan sumber daya tambang Kawasaki pada akhir tahun 2022 berada di angka 108,4 juta wmt. Sementara itu, sisa cadangan bijih nikelnya berkisar 84,51 juta wmt.

5. Deposit Asera, Sulawesi Tenggara

Terletak di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Deposit Asera menjadi salah satu tambang nikel yang menerapkan metode penambangan terbuka. Luas area pertambangan ini diketahui mencapai 2.000 hektare.

Tambang Asera dikelola oleh PT Bumi Konawe Minerina. Sebagai informasi, mayoritas saham perusahaan nikel ini dimiliki oleh investor asing, yaitu Solway Group Investment sebesar 62,7 persen. Sedangkan, sisa 37,3 persen sahamnya dimiliki oleh PT Mahawira Palasara Agung.

Pada tahun 2022 lalu, produksi bijih nikel di Deposit Asera telah mencapai 23,72 ribu MT. Di samping itu, cadangan deposit bijih nikel di Asera mencapai 16 juta metrik ton dengan kadar nikel rata-rata sebesar 1,5 persen.

6. Tambang Bahoomoahi, Sulawesi Tengah

Tambang Bahoomoahi yang berlokasi di Morowali, Sulawesi Tengah turut menempati posisi keenam dalam daftar tambang nikel terbesar di Indonesia.

Pertambangan yang dimiliki oleh Solway Investment Group melalui PT Sulawesi Resources ini diketahui memiliki luas sekitar 1.400 hektare.

Cadangan sumber daya di area pertambangan Bahoomoahi diperkirakan masih ada sekitar 14 juta metrik ton dengan potensi tambahan biji nikel sebesar 13 juta metrik ton. Diketahui, kadar nikel di area ini rata-rata berkisar 1,9 persen.

(Sumber)