4 Nama Beken Masuk Bursa Kandidat Ketum PPP: Gus Ipul Hingga Sandiaga Uno

Musyawarah Kerja Nasional Partai Persatuan Pembangunan (Mukernas PPP) II, resmi dibuka tadi malam, Jumat (13/12/2024). Seiring gelaran itu, mencuat usulan perubahan AD/ART partai serta muncul pula nama-nama kandidat ketua umum yang digadang-gadang bakal menggeser Plt Ketum M. Mardiono.

Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muhammad Romahurmuziy menyebutkan bahwa sudah ada empat nama yang muncul untuk dicalonkan menjadi kandidat ketua umum, dua dari dalam internal partai dan dua dari luar.

Menurut dia, dari internal partai PPP ada dua nama yang sudah dimunculkan oleh beberapa kader dari komunikasi di sejumlah grup WhatsApp kedua nama itu yaitu Sandiaga Uno dan Taj Yasin yang merupakan calon wakil gubernur Jawa Tengah.

Kemudian lanjut Romy, untuk dari eksternal terdapat nama Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul dan juga mantan Kepala Staf Angkatan Darat Dudung Abdurachman. Bahkan kata Romy, Gus Ipul sudah menghubungi dirinya menanyakan terkait namanya yang muncul di internal PPP setelah adanya informasi tersebut.

“Kami membuka diri terhadap siapapun dengan membuka pihak eksternal untuk menjadi ketua umum. Saya mendapat suara dari berbagai WhatsApp group yang saya ikuti di Partai Persatuan Pembangunan sekurang-kurangnya sudah muncul empat nama dua dari internal dan dua dari luar,” ucap dia di Jakarta, dikutip Sabtu (14/12/2024).

Terkait adanya kandidat dari luar PPP, Romy mengatakan tidak jadi persoalan asalkan sosok tersebut bisa memajukan dan mengangkat kembali PPP ketika pemilu nanti. “Kalau masalah AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga) bisa diubah,” katanya.

Apa yang disampaikan Romy senada dengan suara pengurus di daerah. Ketua Dewan Pengurus Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC PPP) Kota Palu, Shauqi Maskati meminta pimpinan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II menetapkan atau mengubah AD/ART terkait persyaratan calon ketua umum.

“Mukernas harus mengagendakan perubahan AD/ART syarat calon ketua ini. Perubahan itu agar membuka peluang bisa majunya dalam bursa Caketum bagi tokoh-tokoh nasional lain dari luar,” kata Shauqi dalam keterangannya, diterima di Jakarta, Sabtu (14/12/2024).

Shauqi bahkan menegaskan usulannya tersebut diterapkan pada penyelenggaraan Muktamar PPP mendatang. “Sebab tentu dalam kondisi yang sedang tidak baik-baik saja pasca pemilu kemarin, Kami para kader menginginkan figur tokoh nasional yang siap lahir batin, baik dari segi otak, ongkos dan jaringan mumpuni,” ujar dia.

Desakan Evaluasi Mardiono

Desakan mengevaluasi Mardiono kembali mencuat di gelaran Mukernas, imbas gagalnya PPP di bawah kepemimpinan Mardiono di Pemilu 2024. Akan tetapi, dia menolak disalahkan dan menilai kegagalan PPP lolos parlemen kesalahan bersama bukan personal.

“Seluruhnya ya, seluruhnya (evaluasi). Karena gini, di dalam sebuah organisasi itu tidak berlaku secara personal, satu dua person ya,” kata Mardiono di Jakarta, dikutip Sabtu (14/12/2024).

Ia mengatakan, jika organisasi PPP sifatnya kolektif kolegial, tidak ada pekerjaan besar yang dikerjakan oleh seorang diri. Mardiono mengibaratkan partai sepertu sebuah perusahaan, maka di dalam organisasinya seluruh tim harus bisa bekerja. Menurutnya, tidak mungkin hanya direksinya yang bekerja secara sendirian.

“Di perusahaan itu tentu harus memperkuat dalam tim organisasi itu untuk mencapai sebuah keberhasilan. Jadi tidaklah mungkin misalnya, di dalam perusahaan seorang direksi bekerja sendirian dia akan berhasil, no no. Itu tentu tidak mungkin,” ucap dia.

Sebelumnya, Rommy mengatakan Mukernas II PPP yang akan dibuka pada Jumat (13/12/2024) malam harus dijadikan ajang evaluasi atas kegagalan Mardiono. “Plt Ketum PPP kali ini, adalah yang Plt terlama dalam sejarah partai. Ini sangat tidak sehat,” katanya.

Sikap antikritik Mardiono bukan kali ini saja. Saat Rapat pimpinan nasional IX Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang digelar pada 6 Juni-7 Juni 2024, Mardiono juga menyatakan hal senada, hingga videonya viral. Bahkan kala itu, dengan lantang Mardiono menyalahkan kegagalan PPP adalah kesalahan para kadernya.

“Loh, saya bukan pelaku kok. Yang pelaku bapak-ibu sekalian. Yang berhasil kita semua, yang gagal kita semua. Saya enggak gagal. Saya enggak (ikut) nyalonin jadi anggota DPR RI, saya enggak nyalonin DPRD, saya enggak ikut mencalonkan bupati. Jadi, kalau dibilang Mardiono (sudah) gagal. Yang mana yang gagal?” ucap Mardiono kala itu.(Sumber)