Eks pesepak bola profesional Mikheil Kavelashvili berhasil memenangkan suara dewan elektoral pada Sabtu (14/12/2024) untuk menjadi Presiden Georgia. Suara Partai Georgian Dream yang menaungi Kavelashvili, mendominasi dewan elektoral Georgia yang beranggotakan 300 orang.
Sebagai informasi, sistem pemilihan presiden lewat dewan elektoral di Georgia ini menggantikan pemilihan presiden langsung pada tahun 2017.
Saat masih berkarier sebagai pesepak bola, Kavelashvili yang berposisi sebagai striker pernah bermain di sejumlah liga Eropa, salah satunya adalah Manchester City pada 1995-1997. Dia pernah juga menjajal kemampuannya di beberapa klub di Liga Super Swiss.

Karier politik pria 53 tahun ini dimulai saat terpilih menjadi anggota parlemen pada tahun 2016 mewakili partai Georgian Dream. Kemudian, pada tahun 2022, ia ikut mendirikan gerakan politik People’s Power, yang merupakan bagian dari Georgian Dream dan dikenal karena retorika anti-Baratnya yang kuat.
Ketika duduk di parlemen, Kavelashvili merupakan salah satu perumus undang-undang kontroversial yang mengharuskan organisasi yang menerima lebih dari 20 persen pendanaan mereka dari luar negeri untuk mendaftar sebagai ‘organisasi asing’, mirip dengan undang-undang Rusia yang digunakan untuk mendiskreditkan organisasi yang kritis terhadap pemerintah.
Georgian Dream berkuasa baik di parlemen, dewan kota, dan badan legislatif daerah. Partai ini mempertahankan kendali parlemen dalam pemilihan 26 Oktober 2024 yang menurut oposisi telah dicurangi setelah adanya indikasi campur tangan Rusia.

Para kritikus menuding Georgian Dream –yang didirikan oleh Bidzina Ivanishvili, seorang miliarder misterius yang meraup kekayaannya di Rusia– menjadi semakin otoriter dan condong ke arah Moskow. Namun tuduhan ini dibantah oleh partai yang berkuasa.
Meski demikian, partai tersebut baru-baru ini mendorong undang-undang yang mirip dengan yang digunakan oleh Kremlin untuk menindak kebebasan berbicara dan hak-hak LGBT.
Kavelashvili diejek karena tidak memiliki pendidikan tinggi oleh pihak oposisi Georgia. Beberapa pengunjuk rasa di luar gedung Parlemen Tbilisi pada Sabtu pagi bahkan membawa ijazah universitas mereka dan sementara yang lain menendang bola sepak. Ini jelas ejekan bagi presiden terpilih tersebut.(Sumber)