Perseteruan Jokowi dan PDIP kembali memanas. Jokowi, Gibran dan Bobby Nasution dipecat PDIP. Tak berselang lama dari pemecatan Jokowi bersama anak dan menantunya itu dari PDIP, Sekjen PDIP Hasto Kristyanto ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Atas pesanan Jokowikah?
Penetapan Hasto Kristyanto sebagai tersangka sebagai babak baru “perang” antara PDIP dan Jokowi. Melalui kaki tangan Jokowi di KPK, Hasto Kristyanto menjadi tersangka dalam kasus Harun Masiku yang bikin heboh itu.
Pasalnya Komisioner KPK yang baru, diseleksi dan dipilih oleh Jokowi sebelum lengser 20 Oktober 2024. Penetapan Hasto Kristyanto sebagai tersangka menunjukkan pengaruh Jokowi di lembaga anti rasuh masih kuat.
Hasto tak mau kalah. Video heboh tentang upaya kriminalisasi Anies Baswedan oleh Jokowi sedang ditunggu publik. Hasto Kristyanto berjanji akan membuka video yang bakal bikin heboh yang melibatkan Jokowi ketika masih berkuasa.
Video yang bakal dibuka Hasto Kristyanto ke publik tersebut mengkonfirmasi bahwa upaya kriminalisasi Anies Baswedan dalam kasus Formula E benar adanya. Sekaligus mengkonfirmasi upaya penjegalan Anies Baswedan di Pilpres 2024 oleh Jokowi meski gagal. Jokowi baru berhasil menjegal Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.
Bahkan awal Oktober 2022 sempat beredar kabar Anies Baswedan akan memjadi tersangka oleh KPK yang ketika itu diketuai Firli Bahuri. Belakangan Firli Bahuri dipecat dari KPK karena skandal pemerasan terhadap Menteri Pertanian ketika itu, Syahrul Yasin Limpo. Anies Baswedan gagal ditersangkakan oleh Firli Bahuri. Justru Firli Bahuri yang menjadi tersangka.
Polda Metro Jaya telah menetapkan Firli Bahuri sebagai tersangka pada 23 November 2023. Firli ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan korupsi berupa pemerasan atau gratifikasi atau suap terkait penanganan permasalahan hukum di Kementan RI pada 2020-2023. Sayangnya hingga kini kasus Firli Bahuri mandek dan diisukan akan ditutup. Firli Bahuri belum ditangkap dan ditahan. Ada apa?
Publik menanti keinginan dan mendukung Hasto Kristyanto menyeret Jokowi ke meja hijau dengan membuka beberapa kasus besar yang melibatkan Jokowi ketika berkuasa. Mulai dari utak atik konstitusi untuk memperpanjang masa jabatan hingga upaya kriminalisasi lawan politik dan ketua umum partai politik.
Meski aparat penegak hukum masih dalam kontrol penuh Jokowi bahkan beberapa loyalis Jokowi masih menduduki jabatan strategis di era Presiden Prabowo. Publik berharap PDIP dan Hasto Kristyanto tetap membuka dugaan skandal besar Jokowi yang menghebohkan rakyat itu.
Publik pun berharap PDIP dan Hasto tidak menjadikan skandal besar yang diduga melibatkan Jokowi menjadi barter kasus antara PDIP dan Jokowi. Bukan pula gertak sambal Hasto Kristyanto sebagai bentuk kepanikan Hasto setelah ditetapkan tersangka oleh KPK.
Kita menanti langkah nyata Sekjen PDIP, Hasto Kristyanto untuk membongkar kejahatan Jokowi selama berkuasa. Semoga Hasto Kristyanto tidak masuk angin dan bukan gertak sambal agar bangsa ini terlepas dari cawe-cawe Jokowi.
Bandung, 27 Jumadil Akhir 1446/28 Desember 2024
Tarmidzi Yusuf, Kolumnis