Sebuah rumah meledak secara tiba-tiba dan meninggalkan bau belerang yang menyengat hingga tim gegana Polri harus turun guna memeriksa musabab ledakan. Kejadian ini terjadi di rumah polisi, Aipda Maryudi, yang beralamat di Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto pada Senin (13/01).
Tak hanya tercium aroma belerang, dari lokasi ledakan bau gas masih tercium hingga radius 1 kilometer. Karena bau belerang dan gas, masyarakat sekitar menduga bahwa ledakan dipicu oleh reaksi suatu bahan peledak dari dalam rumah.
Berdasar penyelidikan sementara, Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto menjelaskan bahwa terdapat selongsong kembang api yang ditemukan di rumah tersebut bisa menjadi petunjuk.
“Barang bukti yang ditemukan di TKP antara lain tiga buah selongsong sisa kembang api dalam kondisi rusak akibat ledakan tersebut,” kata Ihram dalam konpers di Polres Mojokerto, Selasa (14/1).
Ihram melanjutkan, “Kemudian ada 1 unit mesin cuci dalam kondisi rusak berat akibat ledakan tersebut, 4 buah kapasitor dalam kondisi rusak. Terdapat pula 3 tabung elpiji 3 kg di dalam rumah dan 3 tabung di luar rumah sehingga totalnya ada 5 tabung.”
“Kemudian ada rangkaian tape pemutar musik karena yang bersangkutan selain anggota Polri, memiliki kelebihan untuk reparasi alat elektronik baik itu tape ataupun tv dan yang bersangkutan tidak pernah memungut biaya terhadap jasanya,” katanya.
Sementara itu, berdasar hasil kajian Labfor Polda Jatim, terdapat jejak Klorat yang ditemukan dari olah TKP dengan menswab sejumlah titik di dalam rumah, di antaranya di pintu.
“Positif mengandung oksidator dan klorat,” jelas Kasubid Balmet Labfor Polda Jatim, AKBP Agus Santosa dalam kesempatan yang sama.
Agus melanjutkan, “Klorat merupakan bagian dari isian bahan peledak kembang api. Kenapa itu sangat rentan, karena klorat itu termasuk low explosive jadi dia sangat rentan sekali kontak dengan panas gesekan atau benturan atau getaran.”
Karena begitu besarnya, ledakan ini menewaskan 2 orang (ibu bernama Luluk Sudarwati berusia 40 tahun dan anaknya, Kaffa, yang masih 2 tahun) dan merusak 4 rumah. Kedua korban ini masih saudara dengan Maryudi, dan lokasi rumah mereka bersebelahan dengan rumah Maryudi.
Kodi, suami dari Luluk Sudarwati, hanya bisa pasrah usai mengantar jasad sang istri dan anak keduanya, Kaffa, ke pusara di pemakaman umum Dusun/Desa Sumolawang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Senin (13/1).
Ia hanya bisa tertunduk bersama putri pertamanya di samping pusara sang istri dan anak laki-lakinya yang masih berusia 2 tahun. “Saya pulang, Saya cari anak istri saya,” ujar Kodi usai pemakaman kepada awak media, Senin (13/1/2025).
Dirinya mengaku berada di sawah saat peristiwa ledakan terjadi begitu saja di rumah Aipda Maryudi hingga menyebabkan sebagian bangunan rumahnya hancur dan menimpa keluarganya itu.”Sekitar pukul 9 nan, saya di sawah. Taunya ibu yang ngebel (menelepon). Katanya rumah Mas Yudi (polisi) meledak gitu aja,” akunya.
Disinggung terkait harapan keluarga terhadap kepolisian atas atensi kasus ledakan rumah anggota polisi yang menyebabkan istri dan anaknya meninggal. Kodi hanya bisa pasrah. Sebab, korban Luluk masih ada hubungan keluarga dengan Fatma, istri Aipda Maryudi.