Polisi Ungkap Sindikat Penipuan Deepfake Catut Prabowo, Hasbiallah Ilyas: Usut Tuntas!

Anggota Komisi III DPR RI Hasbiallah Ilyas meminta Polri mengusut tuntas sindikat penipuan menggunakan kecerdasan buatan alias deepfake yang mencatut nama Presiden Prabowo Subianto.

“Yang terpenting, jaringan ini harus diusut sampai ke akar-akarnya. Pasti dia punya jaringan. Pernah ada satu daerah, saya tidak sebutkan nama wilayahnya. Jaringan wilayah ini misalnya daerah A dituntasin tapi di daerah ini dia punya jaringan lagi,” ucapnya di Jakarta, dikutip Jumat (24/1/2025).

Hasbi menyebut masih ada masyarakat yang rentan terhadap deepfake AI. Sehingga, penting untuk memberantas jaringan tersebut sampai ke akarnya.

“Mungkin bisa tidak tertipu ya, sudah paham dengan teknologi ini, tapi ini daerah-daerah yang masyarakat menengah ke bawah dan daerah-daerah yang bukan kota besar ini kan yang kita takutkan. Walaupun kalau kita lihat secara jeli, gerak-geriknya itu kelihatan dari mimiknya kelihatan,” ujarnya.

Sebelumnya, Bareskrim Polri membongkar sindikat penipuan video atau deepfake yang mencatut Presiden Prabowo, Wapres Gibran Rakabuming, hingga Menkeu Sri Mulyani. Polri mengungkap kasus ini terbongkar setelah dilakukan patroli siber.

“Ya, ini berbagai media sosial. Ini salah satunya adalah di Instagram yang ada. Jadi, memang kita juga mengantisipasi, sedang kita cek di media sosial yang lain, apabila kemungkinan ada. Kemudian, pengungkapan kasus ini diawali dengan kegiatan patroli siber yang ada di kami,” kata Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Himawan Bayu Adji dalam konferensi pers di gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (23/1).

Himawan mengatakan, dari hasil patroli siber ini, pihaknya menemukan adanya video janggal yang memperlihatkan sosok Presiden Prabowo. Sebuah video manipulatif yang diunggah oleh akun Instagram pelaku, @chandra_cchen, pada 13 November 2024. Video ini kemudian disebarluaskan melalui akun lain, @indoberbagi2025.

Dalam video tersebut, Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani terlihat seolah-olah sedang menawarkan bantuan kepada masyarakat. Video itu bahkan mencantumkan nomor WhatsApp untuk dihubungi oleh masyarakat.

Namun, alih-alih menerima bantuan, masyarakat yang mengikuti instruksi di video tersebut diminta untuk mentransfer sejumlah uang sebagai biaya administrasi.

Setelah uang ditransfer, bantuan yang dijanjikan tidak pernah datang. Hingga kini, polisi telah mengidentifikasi 11 korban, dengan total kerugian mencapai Rp30 juta selama empat bulan pelaku beroperasi. Polisi pun menangkap tersangka berinisial AMA (29) pada 16 Januari 2025. Pelaku menyebarkan konten deepfake para pejabat negara dan figur publik.

“Pengungkapan kasus ini penting untuk menjaga kredibilitas Presiden Prabowo Subianto dan kabinetnya, serta menghindari ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah,” kata dia.(Sumber)