Sebanyak 130 warga Kabupaten Sleman mengalami keracunan makanan usai menyantap sajian hidangan hajatan pernikahan di Pedukuhan Krasakan, Kelurahan Lumbungrejo, Kapanewon Tempel pada Sabtu (08/02). Akibat kejadian tersebut enam warga lainnya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Awalnya, ratusan orang menghadiri sebuah hajatan pernikahan di salah satu rumah warga pada Sabtu. Malamnya, ada sebagian warga yang merasakan gejala seperti diare, mual, demam hingga pusing. Keesokan harinya atau Minggu (09/02), jumlah warga yang mengalami gejala serupa makin banyak.
Kepala Puskesmas Tempel 1, dr Diana Kusmawati menjelaskan jika pihaknya merawat 130 orang yang diduga mengalami keracunan dari makanan yang dihidangkan di sebuah hajatan. “130 orang (yang bergejala sampai saat ini),” kata Kepala Puskesmas Tempel 1, dr Diana Kusmawati, ditemui di lokasi, Minggu (9/2).
Dari 130 orang yang dirawatnya, terdapat 6 orang yang harus dirujuk untuk mendapatkan perawatan lebih intensif. “Yang rawat inap 6 orang,” katanya. Lanjutnya, 130 orang ini termasuk beberapa orang dari Muntilan, Jawa Tengah. Mengingat lokasi hajatan berbatasan dengan Jawa Tengah.
Diana mengatakan, awalnya hanya 26 orang yang bergejala. Untuk menjaga kemungkinan lain yang terjadi, pihak Puskesmas lantas mendirikan posko darurat. Apalagi mempertimbangkan makin banyak orang yang bergejala. “Memang (warga yang ke hajatan) dihubungi untuk periksa ke rumah sakit atau ke posko,” bebernya.
Untuk gejala yang dirasakan, Diana menjelaskan paling banyak warga merasakan keluhan diare dan demam. “Yang paling banyak adalah diare. Jadi yang sudah agak berat karena diare sama demam. Diare sama demam yang paling banyak. Karena diare itu jadinya lemas,” tambahnya lagi.
Atas kejadian tersebut, Diana bergerak cepat dengan mengamankan sejumlah sampel makanan dari tempat hajatan yang diduga sebagai penyebab keracunan warga. Sampel tersebut selanjutnya diperiksakan di laboratorium. “Sampel yang diambil itu bakso, sate, siomay, es krim, dan krecek,” kata Diana
Sampel tersebut sudah diambil dinas kesehatan, tetapi Diana belum tahu apakah sudah sampai ke laboratorium atau belum.
“Sementara yang diambil itu, karena kecurigaannya ke arah sana. Kalau untuk minuman-minuman, itu karena sudah dari makanan dan kadaluarsanya memang masih lama, jadi tidak diambil untuk sampel,” terangnya.