Tekno  

Nokia Berubah Total, Kini Fokus AI dan Data Center Usai Bajak Bos Intel Jadi CEO Baru

Nokia yang dulunya berjaya sebagai produsen ‘HP sejuta umat’ kini lebih fokus di bisnis telekomunikasi. Tak cuma itu, Nokia juga kini mulai kencang menggarap bisnis data center dan kecerdasan buatan (AI) sebagai upaya memperluas portofolio bisnisnya.

Terbaru, Nokia menunjuk Justin Hotard sebagai CEO baru yang dijadwalkan mulai menjabat pada 1 April 2025. Saat ini, Hotard memimpin operasi data center dan AI Intel.

Hotard menggantikan Pekka Lundmark yang berperan sebagai penasihat hingga akhir tahun ini, sebelum meninggalkan Nokia.

Nokia sudah memberi sinyal akan menggenjot pertumbuhan bisnis di luar usaha intinya di sektor telekomunikasi. Tahun lalu, Nokia menandatangani kesepakatan bernilai US$2,3 miliar untuk membeli penyedia solusi jaringan Infinera dalam upaya masuk ke bisnis data center.

Nokia mengatakan pihaknya berharap data center akan berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan bisnis perusahaan di masa depan. Raksasa Finlandia tersebut berkomitmen untuk menggelontorkan investasi US$103,3 juta per tahun untuk memperluas pasar jaringan data center.

Targetnya tak main-main, yakni mendorong penjualan bersih tambahan senilai 1 miliar euro per 2028, dikutip dari Wall Street Journal, Selasa (11/2/2025).

Agaknya Hotard diharapkan mampu mewujudkan ambisi masa depan Nokia. Sebelum bekerja di Intel, Hotard sudah pernah memegang jabatan pemimpin di perusahaan besar seperti Hewlett Packard Enterprise dan NCR Corp.

“Dia [Hotard] memiliki rekam jejak yang kuat dalam mengakselerasi pertumbuhan di perusahaan-perusahaan teknologi, serta memiliki keahlian di pasar AI dan data center, yang sangat krusial bagi pertumbuhan masa depan Nokia,” kata Sari Baldauf, kepala dewan direksi Nokia.

Sementara itu, Lundmark telah memimpin Nokia sejak tahun 2020. Perusahaan mengatakan Lundmark memang mempertimbangkan untuk beralih dari peran eksekutif ketika reposisi bisnis berada pada tahap yang lebih maju, dan ketika penerus yang tepat telah diidentifikasi.

“Sekarang, dua syarat itu sudah terpenuhi, dan dia [Lundmark] memutuskan untuk mundur,” kata Baldauf.

Hotard mengatakan dengan ratusan miliar dolar yang dihabiskan untuk pusat data secara global, Nokia berada pada posisi yang tepat untuk memanfaatkan peluang pasar, dan juga mencatat potensi dalam bisnis jaringan seluler seiring dengan terus berkembangnya AI.

“Fokus saya adalah mempercepat perjalanan transformasi dan mendorong pertumbuhan yang lebih besar,” katanya.(Sumber)