Film Joker, Tuai Banyak Kritik dan Kontroversi Hingga Pengamanan Ekstra

Gambar Salah Satu Adegan di Film Joker

Film Joker yang rilis di seluruh dunia pada Rabu (2/10/2019) lalu ini, ternyata menuai banyak kontroversi. Film yang diperankan oleh Joaquin Phoenix sebagai Arthur Fleck atau Joker ini menceritakan tentang badut pinggiran yang mengamuk dan melakukan pembunuhan.

Joker yang menjadi komedian yang gagal dengan kondisi mental yang perlahan-lahan menurun dan menjadi gila hingga menyebabkan kekacauan di Kota Gotham. Film Joker ini memiliki kritikan yang beragam dari berbagai penonton dan kritikus.

Beberapa mengatakan jika Film Joker ini terlalu menakutkan, sementara yang lain menyebutkan bahwa film tersebut memiliki penggambaran yang sangat baik. Dikutip dari Daily Mail, meski Film Joker memecahkan rekor box office di hari penayangan, tidak semua orang menyukai film besutan Warner Bros ini.

On fan menulis di Twitter: ‘Secara harfiah baru saja keluar dari pemutaran film Joker. Terlalu mengerikan untuk berada di sana dengan semua yang terjadi saat film ini mengagungkan kekerasan senjata dan masalah kesehatan mental.’

Sementara yang lainnya menyerukan agar film Joker dilarang tayang di bioskop dikarenakan mempromosikan kekerasan bahkan dapat menginspirasi penembakan massal. Dikutip dari CNN.com, sebelum Film Joker ini dirilis, Warner Bros sempat menghadapi protes dari keluarga korban penembakan massal yang merasa khawatir akan fil ini.

Kekhawatiran yang meningkat tentang pemutaran perdana film tumbuh karena penembakan massal 2012 di bioskop Aurora, Colorado, Amerika Serikat pada malam pembukaan film The Dark Knight Rises. Bahkan, akibat perilisan film ini, FBI dan Departemen Kemaanan Dalam Negeri Amerika Serikat memperkuat keamanan mereka.

Hal tersebut dilakukan setelah FBI menerima laporan orang-orang yang merencanakan penembakan massal pada bulan Mei lalu. Buletin yang dibagikan kepada polisi pekan ini mengatakan sementara otoritas federal tidak memiliki informasi yang mengarah ke ancaman spesifik atau kredibel ke tempat-tempat tertentu.

Departemen Kepolisian Los Angeles mengatakan akan memperketat di bioskop dan mendesak penonton untuk waspada dan melaporkan sesuatu yang tidak biasa. Bahkan, di beberapa bioskop melarang para penonton untuk menggunakan kostum badut pada pemutaran perdana Film Joker.

“Meskipun tidak ada ancaman yang dapat dipercaya di daerah Los Angeles, kami mendorong masyarakat untuk mengetahui bahwa departemen kepolisian akan berada di sana dengan visibilitas tinggi,” kata juru bicara kepolisian, Jader Chaves kepada CNN.

Namun, pada Kamis (3/10/2019), Departemen Kepolisian Huntington Beach menemukan sebuah ancaman di sebuah teater di luar Kota Los Angeles. Letnan Ryan Reilly mengatakan, petugas dikerahkan ke Cinemark Century Theatres untuk mengamankan area tersebut hingga malam.

Polisi belum mengkonfirmasi bahwa ancaman itu terkait dengan “Joker,” yang bermain di teater. Contoh lain adalah di Chicago di mana dua pria muda menyalakan sesuatu di bioskop yang sangat terang.

Dikutip dari NBC Chicago, mereka juga tertawa dan mengeluarkan suara-suara aneh selama seluruh pemutaran film. Menanggapi kejadian ini, sang pemeran film Joker, Joaquin Phoenix angkat bicara.

Dikutip dari CNN.com, Joaquin Phoenix malah membela film Joker meski di tengah kontroversi. Menurut Phoenix, film Joker ini malah membuat para penonton dapat berpikir secara berbeda. “Saya pikir itu sangat bagus, ketika film membuat kita tidak nyaman atau menantang kita atau membuat kita berpikir secara berbeda,” ujar Joaquin Phoenix.

Warner Media, yang merupakan bagian dari Warner Bros bahkan mengatakan jika mereka tidak menganggap The Joker sebagai pahlawan. {tribunnews.com}