News  

Jejak Senyap Bisnis Riza Chalid dan Sang Putra Mahkota Kerry Adrianto, Ada Nama Hatta Rajasa, SBY, dan Novanto

Nama Riza Chalid sempat mencuat dan ramai saat geger skandal korupsi Pertamina yang melibatkan Pertamina Energy Trading Ltd (PETRAL), anak usaha PT Pertamina.

Riza atau Reza Chalid dulu dikenal dekat dengan pentolan Cendana, Bambang Trihadmodjo. Kemunculannya di publik pun sangat jarang bahkan bisa disebut tidak pernah.

Selama bertahun-tahun Riza Chalid mengendalikan Pertamina Energy Trading Ltd (PETRAL), anak usaha PT Pertamina.

Karena kedekatanya dengan penguasa, nama Riza Chalid pun disegani oleh para petinggi elite negeri ini.

Bahkan, namanya santer terdengar sampai ke luar negeri. Kabarnya, Riza Chalid sangat disegani di Singapura.

Riza Chalid dikenal karena kehebatannya memenangkan tender-tender besar bisnis minyak lewat perusahaannya, Global Energy Resources.

Riza Chalid pun dijuluki sebagai The Godfather of Gasoline, karena kekuasaannya abadi di bisnis minyak Indonesia.

Rezim orde baru berganti, transisi perusahaan berjalan dari Soeharto, ke Habibie lalu Gus Dur, dan Megawati.

Cengkramannya di bisnis minyak tetap tak terganti, bahkan makin menguat di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Mmengutip dari buku “Gurita Bisnis Cikeas” yang ditulis Goerge Junus Aditjondro, Riza Chalid harus membayar premi kepada keluarga Cikeas sebesar 50 sen Dolar per barrel minyak.

Jalan masuk Riza Chalid disebut-sebut masuk lewat Hatta Rajasa, mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) yang tidak lain adalah besan SBY alias mertua Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.

Kabarnya setoran 50 sen Dolar AS per barrel minyak pada penguasa saat itu yang membuat Dirut Pertamina Karen Agustiawan gerah, dan akhirnya mundur teratur dari jabatannya.

Diketahui, Global Energy Resources merupakan pemasok terbesar minyak mentah ke Pertamina Energy Services Ltd.

Setelah ada aturan yang lebih ketat, Global Energy memang menghilang dari Pertamina, digantikan perusahaan lain, Gold Manor, yang juga dikuasai Riza Chalid.

Pada masa kepresidenan SBY, nama Riza Chalid bahkan tidak berani disebut secara terbuka. Banyak orang yang hanya menyebutnya Mr “R”.

Berulangkali bisnis PETRAL dikritik, namun pemerintah tidak mampu menghentikan bisnis minyak dengan Global Energy itu.

Nama Riza Chalid juga muncul dalam rekaman pembicaraan kasus Papa Minta Saham, Riza menyebutkan dia juga menggelontorkan uang untuk kubu Jokowi-JK, karena ingin bermain selamat.

Hal ini tentu saja agar Riza Chalid tetap punya akses ke pemerintahan, siapapun yang menang pemilu presiden.

Peran Riza Chalid makin terkuak, setelah Ketua DPR Setya Novanto dari Partai Golkar meminta bertemu dengan Presiden Direktur PT Freeport, Maroef Sjamsoeddin.

Novanto meminta pertemuan empat mata, namun ternyata kemudian membawa Riza Chalid.

Karena khawatir pembicaraan di sebuah lokasi di Jakarta itu bisa menjadi masalah, Maroef lalu merekam pembicaraan tersebut.

Setya Novanto antara lain menjanjikan perpanjangan kontrak bagi PT Freeport, tapi meminta 20 persen saham anak perusahaan FreeportMcMoran yang berpusat di AS itu.

Bisnis PETRAL baru menjadi sorotan luas, setelah Presiden Jokowi menugaskan menteri ESDM Sudirman Said membentuk tim khusus untuk memotong bisnis-bisnis gelap.

Sang Penerus

Setelah lama hilang, nama Riza Chalid muncul kembali. Kali ini karena anaknya yang ditangkap oleh Kejaksaan Agung  (Kejangung) dan menjadi tersangka.

Kejaksaan Agung menetapkan pengusaha Muhammad Kerry Adrianto Riza, anak saudagar minyak Muhammad Riza Chalid.

Kerry ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina, Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) periode 2018-2023.

Kerry adalah satu dari tujuh petinggi perusahaan yang menjadi tersangka dalam kasus yang merugikan negara sebesar Rp 193,7 triliun tersebut.

“Tujuh orang tersangka, salah satunya MKAR selaku beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa,” ujar Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung  Abdul Qohar saat konferensi pers pada Senin malam, (25/2).

Tujuh tersangka tersebut adalah Direktur Utama Patra Niaga Riva Siahaan, Direktur Optimasi Feedstock & Produk PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Sani Dinar Saifuddin, Direktur PT Pertamina Internasional Shipping Yoki Firnandi, dan Vice President Feedstock Management PT KPI Agus Purwono.

Sementara tersangka dari pihak broker minyak mentah meliputi Kerry, Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim Dimas Werhaspati, dan Komisaris PT Jenggala Maritim sekaligus Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak Gading Ramadan Joede.

Dalam penelusuran daulat.co di berbagia sumber, anak Riza Chalid kelahiran 15 September 1986 ini akrab disapa Kerry Riza. Ibunya bernama Roestriana Adrianti.

Dalam tulisan yang dimuat Kerry di situs JakartaGlobe, anak Riza Chalid itu merupakan lulusan manajemen bisnis terapan dari University of London.

Atas saran sang ayah, Kerry Riza diminta terjun ke dunia bisnis dan menjadi pengusaha. Dia juga merupakan CEO dari perusahaan Pelayaran Mahameru Kencana Abadi.

PT Pelayaran Mahameru Kencana Abadi adalah perusahaan terdaftar di Indonesia. Didirikan pada tanggal 26 Juni 2009.

Bisnis perkapalan dan pelayaran ini meliputi kapal tunda, tongkang dan kapal tanker, dengan fokus  pelayanan pengoperasikan kapal tunda dan tongkang untuk industri pertambangan dan perkebunan di Indonesia.

Nama Kerry Riza juga muncul di dunia basket Indonesia. Ia diketahui pernah menduduki kursi Komisaris Utama klub basket Hangtuah Jakarta pada 2021.

Dia juga berprofesi sebagai Komisaris PT Orbit Terminal Merak pada 2015 dan masih menjabat sebagai Presiden Direktur PT Aryan Indonesia (KidZania Jakarta).

Diketahui, KidZania Jakarta adalah pusat rekreasi waralaba asal Meksiko yang menyajikan konsep bermain sambil belajar bagi anak-anak usia taman kanak-kanak sampai sekolah dasar yang menelan investasi sebesar 10 juta dolar AS.

Pusat rekreasi dalam ruangan dan bertempat di Pasific Place (pusat belanja) lantai enam dan memiliki luas 7,500 meter persegi. (Sumber)