Perusahaan kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, Manus AI, meluncurkan agen AI bernama Manus pada Kamis lalu. Peluncuran ini langsung menjadi perbincangan di media sosial, dengan banyak pihak yang menyebutnya sebagai “disruptor kedua setelah DeepSeek” dan membandingkannya dengan GPT dalam perkembangan AI terbaru.
Manus AI
Akses Manus AI Harus Pakai Undangan
Pengembang Manus AI menyatakan bahwa produknya bukan sekadar chatbot biasa, melainkan agen AI yang sepenuhnya otonom. Perusahaan tersebut menjelaskan bahwa alat ini dirancang untuk tidak hanya menghasilkan ide, tetapi juga menjalankan tugas secara mandiri.
Berdasarkan GAIA Benchmark, Manus disebut telah melampaui model OpenAI dalam berbagai tingkat kesulitan. Ini membuatnya digadang-gadang sebagai salah satu AI paling unggul di pasaran.
Tingginya minat terhadap Manus terlihat dari permintaan akses yang melonjak drastis. Beberapa laporan menyebutkan bahwa kode undangan untuk mencoba layanan ini diperjualbelikan hingga 100.000 yuan (sekitar Rp215 juta) di platform jual beli Xianyu.
Siapa Pemilik Manus AI?
Di sisi bisnis, Manus AI mengalami perubahan kepemilikan. Data dari Tianyancha menunjukkan bahwa pendiri awalnya, Xiao Hong, keluar dari jajaran pemegang saham pada akhir 2024.
Setelah perubahan ini, beberapa investor besar, termasuk Tencent, menanam modal mereka di perusahaan tersebut. Selain itu, informasi dari sumber industri mengungkapkan bahwa Manus dan perusahaan terkaitnya telah menerima pendanaan awal dari ZhenFund pada 2022.
Beberapa analis menilai bahwa strategi ekosistem yang dibangun oleh Manus AI dapat memperkenalkan model bisnis baru dalam industri. Mereka memperkirakan bahwa agen AI umum berpotensi menjadi aplikasi AI terbesar kedua setelah pencarian berbasis AI.
Tren penggunaan agen AI juga diprediksi terus meningkat. Laporan dari Gartner pada awal 2024 mencatat bahwa 21% perusahaan telah mengintegrasikan agen AI dalam operasional mereka, dengan proyeksi angka tersebut akan melampaui 80% pada 2026.(Sumber)