Wamenag mendukung Ormas Minta THR, Guntur Romli: Tunjangan apa Pemalakan?

Guntur Romli (IST)

Aktivis Nahdatul Ulama juga politikus partai demokrasi, Mohammad Guntur Romli menyoroti Wamenag yang tidak mempersoalkan Ormas Minta THR karena itu merupakan budaya lebaran sejak dulu.

Mohammad Guntur kemudian memberikan responsnya di akun X miliknya @GunRomli, bahwa THR itu hak pekerja.

THR itu hak pekerja. Orang yang bekerja,” tulis Guntur, dilansir X Selasa, (25/3/2025).

Kemudian ia mempertanyakan terkait status ormas, yang sebenarnya berkerja untuk siapa.

“Kalau Ormas bekerja buat siapa?, tunjangan apa pemalakan?,” tanyanya.

Pernyataan dan pertanyaan yang dilontarkan tersebut menuai banyak respons dari warganet, yang juga merasakan keresahan yang sama terkait perilaku ormas di Indonesia.

“Harusnya Wamenag kasih contoh, kasih THR kepada semua ormas,” kata warganet.

“Pemalakan yang direstui oleh pemerintah,” komen warganet.

“Tiada hari tanpa komen oon dari pejabat di Konoha,” sahut lainnnya.

Sebelumnya diketahui bahwa, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Muhammad Syafi’i menilai permintaan Tunjangan Hari Raya (THR) oleh organisasi masyarakat (ormas) kepada pengusaha bukanlah hal yang perlu dipersoalkan.

Menurut Syafi’i, kebiasaan ini telah menjadi bagian dari budaya Lebaran di Indonesia sejak lama.

“Saya kira itu fenomena budaya Lebaran di Indonesia sejak dahulu kala, tidak perlu kita persoalkan,” ujar Syafi’I

Ia juga menyampaikan bahwa dalam praktiknya, ada ormas yang menerima THR dari pengusaha, namun ada juga yang tidak mendapatkannya.

Pasalnya, belakangan ini perilaku Ormas meresahkan sebagian besar orang, sejumlah organisasi masyarakat di berbagai wilayah, khususnya Jabodetabek, dikabarkan meminta THR dari para pengusaha. (Sumber)