Reliji  

Ini 5 Peristiwa Penting di Bulan Syawal Dalam Sejarah Islam

Banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada bulan Syawal. Syawal merupakan bulan kesepuluh dan disebut sebagai bulan peningkatan amal bagi kaum muslimin.

Mengutip buku Dahsyatnya Puasa Wajib dan Sunah Rekomendasi Rasulullah susunan Amirulloh Syarbini, secara bahasa Syawal artinya peningkatan amal. Bulan Syawal menjadi perpanjangan tangan dari bulan Ramadan dan menjadi bulan pembuktian keimanan umat Islam.

Banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi di bulan Syawal. Apa saja? Simak bahasannya dalam artikel berikut.

Peristiwa Penting di Bulan Syawal

1. Perang Khandaq

Perang Khandaq adalah pertempuran yang terjadi pada 5 Hijriah bulan Syawal. Penyebab pecahnya perang ini tak lain rasa dendam kaum Yahudi dari suku bani Nadhir yang terusir oleh pasukan Islam dari Madinah.

Dikisahkan dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam susunan H Abu Achmadi dan Sungarso, para Yahudi itu menghasut kafir Quraisy Makkah agar bersekutu dengan mereka untuk memerangi kaum muslimin di Madinah. Karenanya, perang itu diikuti oleh gabungan kekuatan bala tentara yang mencakup 10.000, padahal pasukan umat Islam hanya mencapai 3.000 tentara.

Penamaan Khandaq artinya parit, karena kaum muslimin menggali parit di sekeliling Kota Madinah sebagai mekanisme pertahanan agar mencegah kaum kafir agar tidak bisa menerobos Kota Madinah. Salman Al Farisi RA merupakan aktor di balik ide brilian pembuatan parit dalam Perang Khandaq. Strategi itu didasari dari kebiasaan orang-orang di kampung halamannya, Persia.

2. Perang Hunain

Peristiwa penting lainnya dalam sejarah Islam yang terjadi pada bulan Syawal adalah Perang Hunain. Pertempuran ini terjadi pada tahun ke-8 Hijriah setelah peristiwa Fathu Makkah.

Diterangkan dalam buku Manhaj Dakwah Rasulullah susunan Muhammad Amahzun terjemahan Anis Maftukhin dan Nandang Burhanuddin, pada awal Perang Hunain kaum muslimin sempat kalah. Mereka mundur seribu langkah ke belakang tiap kali berhadapan dengan kaum musyrikin yang bersenjata lengkap.

Meski demikian, atas pertolongan Allah SWT maka umat Islam berhasil mengalahkan musuh. Dijelaskan dalam buku Para Panglima Perang Islam oleh Rizem Aizid, Perang Hunain juga disebut kebalikan dari Perang Uhud.

3. Rasulullah SAW Menikahi Aisyah RA

Aisyah binti Abu Bakar: Rawi Hadis dan Perpecahan Suni-Syiah

Rasulullah SAW menikah dengan Aisyah RA pada tahun ke-10 kenabian sebelum hijrah, tepatnya pada bulan Syawal. Merangkum arsip detikHikmah, pernikahan sang nabi dengan Aisyah RA didasarkan atas wahyu.

Kala itu, Nabi SAW menerima petunjuk langsung dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Terkait hal ini disebutkan dalam sebuah hadits,

“Sesungguhnya Jibril datang membawa gambarnya pada sepotong sutera hijau kepada Nabi SAW dan berkata ini adalah istrimu di dunia dan akhirat.” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits tersebut jelas menunjukkan sebuah pengkhususan hanya Nabi SAW sajalah yang mendapatkan mimpi semacam itu sebagai bentuk perintah dari Allah SWT kepada beliau.

4. Perang Uhud

Perang Uhud juga terjadi pada 15 Syawal, tepatnya tahun ketiga Hijriah. Diterangkan dalam buku Biografi Rasulullah: Sebuah Studi Analitis Berdasarkan Sumber-sumber Otentik oleh Mahdi Rizqullah Ahmad dkk, Perang Uhud dipimpin oleh Abu Sufyan dengan 3.000 tentara dan sejumlah wanita pelayan.

Sementara itu, pasukan muslim terdiri dari 1.00 yang mencakup gabungan orang Makkah dan Madinah. Sayangnya, sewaktu perjalanan menuju Gunung Uhud, Abdullah bin Ubay membelot dan membawa 300 pasukan muslim, sehingga kaum muslimin hanya tersisa 700 orang.

Dikutip dari buku 60 Orang Besar di Sekitar Rasulullah SAW karya Khalis Muhammad Khalid, saat perang berkecamuk, Hamzah dan kaum Muslimin terus menghantam kaum Quraisy itu hingga semakin dekat dengan kemenangan yang besar.

Meski demikian, seorang budak bernama Wahsyi telah mengintai Hamzah dari pepohonan. Paman nabi itu lantas tewas setelah dibunuh oleh Wahsyi dengan pedangnya.

Pada Perang Uhud, kaum muslimin juga sempat terlena akan harta rampasan perang. Hal ini mengakibatkan mereka menelan kekalahan. Korban dalam Perang Uhud tercatat menjadi yang terbanyak selama Rasulullah SAW masih hidup, yaitu 72 orang–pendapat lain menyebut 70 orang.