News  

Nicho Silalahi Desak Prabowo Naikkan Tarif Impor hingga 1000 Persen demi Lindungi Petani dan UMKM

Aktivis nasionalis Nicho Silalahi menyampaikan seruan keras kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto agar segera mengambil langkah tegas dalam melindungi ekonomi nasional. Dalam pernyataannya, Nicho meminta agar pemerintah menghapus total kuota impor dan menaikkan tarif impor hingga 1000 persen, khususnya untuk sektor pertanian.

Menurut Nicho, keberadaan kuota impor selama ini justru membuka celah bagi praktik monopoli dan percaloan yang merugikan petani lokal. Ia menilai banyak importir yang memanfaatkan kuota sebagai modus untuk menguasai pasar dan menekan harga produk dalam negeri.

“Kuota impor harus dihapus total agar tidak ada lagi calo dengan modus importir yang leluasa memonopoli pasar,” ujar Nicho kepada Radar Aktual, Kamis (10/4/2025).

Lebih lanjut, Nicho mendorong Presiden Prabowo untuk memberlakukan tarif impor setinggi-tingginya terhadap produk jadi dari luar negeri. Hal ini menurutnya adalah bentuk proteksi yang sah demi menyelamatkan sektor pertanian dan industri nasional.

“Segera bapak berlakukan tarif setinggi-tingginya untuk segala produk jadi dari luar negeri, bila perlu naikkan tarif 1000 persen untuk sektor pertanian demi melindungi petani kita,” tegasnya.

Tak hanya itu, Nicho juga menyerukan pentingnya membangun industrialisasi nasional dan mendorong pertumbuhan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi rakyat. Menurutnya, bangsa Indonesia tidak boleh terus bergantung pada produk impor dan harus berani mengambil sikap untuk mandiri secara ekonomi.

“Bangsa ini harus bisa mandiri, Pak. Bangun industrialisasi nasional dan lindungi pelaku UMKM. Jangan biarkan ekonomi kita hancur oleh pasar bebas,” tambahnya.

Dalam pernyataan penutupnya, Nicho menyampaikan pesan simbolik yang kuat, menggambarkan Indonesia sebagai Garuda yang harus berani terbang tinggi, bukan menjadi bebek yang digiring oleh kepentingan pasar global.

“Tunjukkan Pak Prabowo, bahwa Garuda itu bukan bebek yang mudah digiring ke dalam pembantaian kaum pasar bebas,” pungkasnya.