Pemerhati politik dan kebangsaan M Rizal Fadillah kembali angkat suara soal polemik keaslian ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia menyoroti langkah terbaru dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) serta tokoh-tokoh nasional yang mendatangi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 15 April lalu, guna meminta klarifikasi soal ijazah sarjana Jokowi dari Fakultas Kehutanan.
Menurut Rizal, pihak UGM baik dari fakultas maupun universitas tak mampu memberikan jawaban yang meyakinkan. “Penjelasan lisan tidak maksimal sebagai klarifikasi apalagi verifikasi,” katanya dalam pernyataan kepada Radar Aktual, Jumat (18/4). Rizal menambahkan bahwa TPUA dan para pakar seperti Dr Roy Suryo, dr Tifa, dan Dr Rismon Sianipar tidak mendapat jawaban atau dokumen tertulis dari pihak kampus.
Hal menarik lainnya menurut Rizal adalah pertemuan tiga advokat TPUA dengan Jokowi di kediamannya sehari kemudian. Jokowi, kata Rizal, enggan menunjukkan ijazahnya dengan alasan hanya akan melakukannya atas perintah pengadilan. “Namun lucunya, di hari yang sama, Jokowi justru menunjukkan ijazahnya ke wartawan tapi melarang mereka untuk merekam atau memfoto,” ujar Rizal, menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk kebohongan dan ketakutan.
Rizal juga menyinggung kemiripan foto dalam ijazah dengan sepupu Jokowi, Dumatno Budi Utomo, berdasarkan uji saintifik. Ia menyebut bahwa skripsi Jokowi yang diklaim asli juga mengandung kejanggalan pada lembar pengesahannya.
Ia menambahkan, alasan Jokowi soal penggunaan kacamata dalam foto ijazah karena minus kecil dan kacamata yang pecah juga patut dicurigai. “Kacamata pecah palsu dan minus kecil palsu bisa membawa rakyat Indonesia menuju pembuktian ijazah palsu,” tegas Rizal.
Rizal menyimpulkan bahwa rakyat kini tak bisa dikelabui lagi, dan pembuktian hukum maupun sosial harus terus dilakukan. TPUA telah mengadukan perkara ini ke Bareskrim Polri dan akan terus menambah bukti. “Pengusutan bersama terus berlanjut hingga kejujuran dan kebenaran itu yang akan menang,” pungkasnya.