Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menyayangkan terjadinya kemacetan di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang disebabkan tingginya intensitas lalu lintas truk kontainer menuju pelabuhan Tanjung Priok.
“Kondisi ini sangat disayangkan karena kemacetan ini sudah terlalu parah. Kemacetan disebabkan banyaknya alat angkut kontainer yang rusak di pelabuhan, ditambah penumpukan di terminal yang menyebabkan kemacetan di mana-mana,” ujar Sahroni dalam keterangan pers, Minggu (20/4/2025).
Politikus Fraksi Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu menyebut Kepolisian sudah berupaya ekstra mengatasi kemacetan tersebut. Namun, padatnya lalu lintas menuju pelabuhan dan adanya truk kontainer yang rusak mengakibatkan kemacetan sulit diatasi.
“Saya melihat Polres Metro Jakarta Utara sudah berupaya maksimal mengurai kemacetan, hanya saja memang benar-bener tersendat di alat berat yang rusak tadi, hingga sulit untuk bisa terurai,” kata dia.
Dia meminta BUMN sebagai pihak pengelola pelabuhan melakukan evaluasi serta koordinasi. Mengingat kejadian seperti ini dapat melumpuhkan ekonomi.
“Yang rugi tentunya kita semua. Karenanya saya minta perusahaan-perusahaan yang memiliki alat berat agar berkordinasi dengan lembaga terkait untuk tidak menyebabkan kemacetan seperti ini lagi,” ucapnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo meminta maaf kepada seluruh masyarakat atas terjadinya kemacetan di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
“Saya ingin menyampaikan bahwa peristiwa ini sungguh membuat saya resah. Untuk itu, secara khusus, saya ingin menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Sabtu (19/4).
Pramono mengatakan, meski kemacetan tersebut tidak ada hubungannya dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sebagai pemimpin Kota Jakarta dirinya tetap bertanggung jawab dan memohon maaf kepada seluruh masyarakat.
Lebih lanjut, Pramono juga menjelaskan, kemacetan di Tanjung Priok itu terjadi karena muatan truk Pelindo yang seharusnya 2.500 truk per hari, dipaksakan menjadi 7 ribu truk per hari. Sehingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Pramono menyebut hal ini sebagai ketidakprofesionalan pengelola yang ada di Tanjung Priok.(Sumber)