News  

79 Ribu Warga Tangerang, Banten Rentan Terjangkit HIV/AIDS, Mayoritas Bumil dan Pengidap TBC

Sebanyak 79.559 jiwa di Kabupaten Tangerang rentan terjangkit penyakit menular aktif Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS).

Jumlah warga Tangerang rentan HIV itu merupakan data yang diperoleh dari Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan atau Dinkes Kabupaten Tengerang, Banten.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Tangerang, Sumihar Sihaloho mengungkapkan, dari data rentan terjangkit HIV/AIDS itu terbagi beberapa kelompok diantaranya ibu hamil sebanyak 61.571 orang, pasien Tuberkulosis (TBC) sebanyak 11.881 orang, pasien Infeksi Menular Seksual (IMS) sebanyak 2002 orang.

“Data secara detail sebanyak 79.559 orang berisiko terduga menderita HIV berasal dari sejumlah kelompok,” kata Sumihar Sihaloho dilansir dari ANTARA, Jumat 25 April 2025.

Tak hanya kelompok ibu hamil dan pasien TBC, Sumihar Sihaloho juga menyebut kelompok lainnya yang rentan terjangkit HIV seperti, Lelaki Seks Lelaki (LSL) sebanyak 1.912 orang.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Tangerang dr Sumihar Sihaloho. [ANTARA/Azmi Samsul Maarif]
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Tangerang dr Sumihar Sihaloho. [ANTARA/Azmi Samsul Maarif]

Kemudian, Wanita Pekerja Seksual (WPS) sebanyak 219 orang, transgender/waria sebanyak 219 orang, pengguna Napza suntik (penasun) sebanyak enam orang dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) sebanyak 1.110 orang.

“Kelompok berisiko ini rentan terhadap penularan virus HIV,” ungkap Sumihar Sihaloho memaparkan kelompok yang rentan terjangkit HIV itu.

Sumihar menyebut, data sebanyak 79.559 jiwa ini, merupakan data sasaran orang berisiko terduga menderita HIV untuk dilakukan pemeriksaan dan belum dinyatakan positif.

Sementara dari hasil penelitian yang dilakukan Dinkes Kabupaten Tangerang, ada 63 orang yang sudah dinyatakan positif HIV pada tahun lalu.

Menurutnya, jumlah orang yang berisiko terduga menderita HIV tersebut diklaim telah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar kesehatan baik di puskesmas, klinik dan juga rumah sakit untuk memastikan mereka tidak tertular HIV.

“Jadi setiap pasien ibu hamil harus mendapat pelayanan tes HIV, setiap pasien TBC juga harus dilakukan pemeriksaan tes HIV, kelompok berisiko mendapat pelayanan tes HIV,” ujarnya.

Diketahui, HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, khususnya sel CD4 yang berperan penting dalam melawan infeksi. Jika tidak ditangani, HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), yaitu tahap akhir infeksi HIV di mana tubuh kehilangan kemampuan untuk melawan penyakit dan infeksi.

HIV ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, dan ASI dari seseorang yang terinfeksi. Cara penularan utamanya antara lain melalui hubungan seksual tanpa kondom, penggunaan jarum suntik bersama, transfusi darah yang tidak aman, dan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.

Gejala awal HIV sering kali tidak disadari karena mirip dengan flu ringan, seperti demam, sakit kepala, atau pembengkakan kelenjar getah bening. Setelah masa awal tersebut, HIV bisa tidak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun, namun virus tetap aktif merusak sistem kekebalan. Jika tidak diobati, infeksi akan berkembang menjadi AIDS yang ditandai dengan infeksi oportunistik atau kanker yang mengancam jiwa.

Meski belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, terapi antiretroviral (ARV) dapat menekan jumlah virus dalam tubuh sehingga penderita tetap sehat dan mengurangi risiko penularan. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting melalui tes HIV yang aman dan rahasia.

Pencegahan HIV dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti menggunakan kondom saat berhubungan seksual, tidak berbagi jarum suntik, dan menjalani tes HIV secara berkala, terutama bagi yang memiliki risiko tinggi.

HIV/AIDS bukanlah kutukan, dan dengan pemahaman serta dukungan yang tepat, orang dengan HIV bisa hidup sehat dan produktif seperti orang lainnya

.(Sumber)