Andi Arief Kritik Hendropriyono soal Hoaks Pemakzulan Gibran: Tak Berdasar

Andi Arief (IST)

Elite Partai Demokrat Andi Arief menyentil pernyataan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, yang menyebut desakan pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka oleh Forum Purnawirawan TNI sebagai informasi menyesatkan alias hoaks.

“Pak Hendropriyono selalu melontarkan statemen aneh, kali ini tentang kudeta sipil,” ujar Andi Arief di X @Andiarief (5/5/2025).

Ia menilai narasi Hendropriyono seolah menggambarkan bahwa ada kekuatan nonmiliter yang hendak mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan yang sah.

“Kekuatan non militer akan mengambil alih kekuasaan, kira-kira begitu. Belum jelas kemana arah statemen itu,” tandasnya.

Andi Arief pun mengungkapkan kekhawatirannya bahwa pernyataan Hendropriyono justru bisa mencerminkan keinginan pribadi, bukan realita politik yang sedang terjadi.

“Saya khawatir itu harapannya. Sebab, secara objektif tidak mungkin itu bisa terjadi,” tegasnya.

Sebelumnya, Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, menyebut bahwa desakan pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang dilontarkan oleh Forum Purnawirawan TNI merupakan bentuk informasi yang menyesatkan atau hoaks.

Tak hanya itu, Hendropriyono juga menduga kuat adanya pihak tertentu yang bermain di balik kemunculan isu tersebut.

Dalam wawancara bersama Prof Rhenald Kasali yang tayang di kanal YouTube milik akademisi tersebut, Hendropriyono memaparkan bahwa desakan tersebut bukanlah hal yang baru.

Ia menyebut bahwa wacana pencopotan Gibran sebenarnya sudah mulai mencuat sejak Februari, namun kemudian dimunculkan ulang secara tidak tepat pada April, sehingga memicu kegaduhan publik.

“Padahal Pak pernyataan (Forum Purnawirawan TNI) itu kalau Prof. Reenald baca lagi tuh bulan Februari bukan 17 April. Diputar lagi 17 April. Nah, kalau sesuatu peristiwa diputar tidak sesuai dengan konteks dan waktu dan namanya hoaks,” beber Hendropriyono, dikutip YouTube Rhenald Kasali, Minggu (4/5/2025).

Menurut Hendropriyono, dalam dunia intelijen, penyebaran informasi yang tidak sesuai dengan konteks waktu sangat berbahaya karena bisa menimbulkan kesalahpahaman massal.

Ia bahkan menjelaskan bahwa hoaks seperti itu bisa menyesatkan karena mengaburkan fakta dengan cara mengatur ulang waktunya.

Dalam kasus ini, Hendropriyono dengan tegas menyebut bahwa desakan pemakzulan Gibran yang dipublikasikan ulang dua bulan setelah pernyataan awal, adalah bentuk manipulasi. (Sumber)