News  

Jokowi Adalah Aib dan Malapetaka bagi Indonesia

Saat ini mayoritas rakyat Indonesia memendam perasaan yang hampir sama : marah, sedih, cemas, derita, tidak aman, tidak nyaman, rasa keputusasaan, kekacauan di mana-mana, hidup dalam kepalsuan, tidak ada masa depan yang cerah, hidup penuh kedustaan, ketidakjujuran, hipokrit, jilat-menjilat, saling tuduh, saling jegal, saling injak, bahkan saling bunuh satu sama lain.

Sepertinya Indonesia sedang memasuki era kegelapan, Kekacauan (pola pikir) mulai terjadi di mana-mana, di semua lini, termasuk di birokrasi pemerintahan. Semua ini adalah buah hasil karya Jokowi bersama para begundal dan pengkhianat negeri yang telah menjadikan Indonesia sebagai ladang kejahatan dan korupsi. Akankah Indonesia benar-benar
menuju era kegelapan yang nyata ?.

Jika di masa-masa sebelum Jokowi berkuasa Indonesia masih cukup aman, demokrasi cukup berjalan, pekerjaan cukup mudah dicari, hidup cukup rukun dan damai, masyarakat masih punya sikap religius dan agamis, berbudaya, menjaga moral dan tatakrama, hukum pun masih berfungsi dan berkeadilan, tapi setelah Jokowi berkuasa semuanya lenyaap, semuanya hancur lebur. Jokowi benar-benar telah membawa sial bagi negara dan bangsa Indonesia. Jokowi adalah aib dan malapetaka bagi Indonesia.

Di antara aib Jokowi baik bagi bagi bangsa Indonesia msupun di mata dunia internasional antara lain :

Pertama, Jokowi telah dibranding sebagai man of contradiction (manusia kontradiktif)

Apa yang diucapkan (dijanjikan) selalu bertolak belakang dengan apa yang dilakukan. Jika Jokowi bilang tidak impor, artinya impor; jika Jokowi bilang harga BBM tidak akan naik, yang terjadi BBM sudah naik lebih dari 14x selama kepemimpinannya; kalau Jokowi bilang asli, artinya palsu; jika Jokowi bilang ekonomi meroket, yang terjadi itu terpuruk, dst. Orang yang lain ucapan dan lain perbuatannya dalam Islam disebut munafik.

Kedua, Jokowi telah dikenal di dalam dan luar negeri sebagai ,King of Lip service (Raja Pembohong/pembuat)

Bohong bagi Jokowi sudah jadi karakter, barangkali berbohong menjadi kenikmatan hidup. Orang Arab memberi gelar Amirul Kadzdzab (Pemimpin pendusta). Ucapannya tidak bisa dipercaya.

Ketiga, Jokowi telah dinobatkan oleh OCCRP sebagai salah satu nominasi presiden terkorup di dunia.

Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) memasukkan nama Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo dalam daftar nominasi finalis tokoh kejahatan terorganisasi dan terkorup 2024. Tapi di Indonesia, mana mungkin bisa tersentuh hukum, demikian juga keluarganya yang sudah berkali-kali dilaporkan korupsi ke KPK tapi mslah KPK-nya yang dikebiri

Keempat, Jokowi dikenal dunia luar sebagai presiden yang curang dan intervensi dalam proses Pilpres 2024 sehingga hasil Pemilu 2024 sebenarnya tidak legitimated karena penuh kecurangan.

Rekayasa kecurangan, penipuan, dan pembodohan mulai dari istana, lembaga survey, media mainstream, KPU, Bawaslu, sampai dengan putusan di MK semuanya rekayasa, tipu-tipu dan dusta. Data real yang valid pemenang Pilpres adalah Paslon 01 Anies-Muhaemin.

Kelima, Jokowi dikenal di dunia internasional sebagai pemimpin anti demokrasi

Semua lawan politik dan para pengkritiknya terus dibungkam dengan berbagai cara, mulai dari disuap, diberi jabatan, dikucilkan, diintimidasi, dipersekusi, dikriminalisasi, sampai dihabisi dengan cara senyap dan sadis.

Tidak cukup Jokowi membuat aib bagi bangsa Indonesia, Jokowi adalah malapetaka terbesar sepanjang sejarah di Indonesia.

Paling tidak ada 10 malapetaka yang ditimbulkan Jokowi bagi bangsa dan negara Indonesia :

Pertama, Di era Jokowi, China semakin meraja lela.

Mulai dari proyek reklamasi, Pantai Indah Kapuk (PIK), Pagar Laut, TKA China, monopoli usaha, sampai penguasaan lahan sawit, berbagai tambang, dan sumber daya alam yang lain.

Kedua, Di era Jokowi terlalu dalamnya Intervensi Para Taipan China mengacak-acak Undang-undang dan Konstirusi, semua dirubah demi kepentingan China dan mencekik bangsa Indonesia.

Mulai dari Permen, Perpres, Keppres, Undang-undang, Konstitusi, sampai dengan UUD 1945 pun telah dikebiri.

Ketiga, Di era Jokowi, hukum telah dijadikan alat penguasa menggebuk para lawan politiknya

Yang berseberangan dengan penguasa dibungkam, dipersekusi, dikriminalisasi, sampai dihabisi.

Keempat, Di era Jokowi, institusi TNI-Polri dijadikan alat memenuhi keinginan penguasa, sampai keduanya telah kehilangan jati dirinya sebagai garda terdepan penjaga Marwah dan kedaulatan bangsa dan Negara

Jokowi telah memperalat TNI-Polri sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dan menindas lawan politiknya.

Kelima, Di era Jokowi hukum telah dijadikan alat untuk membela dirinya, keluarganya dan kroni-kroninya.

Jokowi telah melenyapkan sisi paling penting dalam penegakan hukum, yaitu keadilan. Di era Jokowi keadilan sudah lenyap.

Keenam, Di era Jokowi mekanisme birokrasi dan meritokrasi semakin lenyap, diganti dengan mekanisme koneksi, amplopisasi (suap-menyuap), dan gratifikasi*

Sangat sulit bisa masuk sebuah institusi tanpa permainan uang, dan ternyata jumlahnya sangat mencekik bagi orang yang tidak mampu.

Ketujuh, Di era Jokowi, korupsi sudah sangat meraja lela dan membudaya di semua lini, mulai dari atasan sampai bawahan*
.
Demi mengamankan korupsi, lembaga penegakan hukum pun dikebiri, aparat hukumnya disuap, diintimidasi, dan disandera. Institusi penegakan hukum hanya terus bersandiwara membidik lawan politik penguasa saja

Kedelapan, Jokowi paling suka menyandera para pejabatnya dengan berbagai jebakan*

Jika tidak nurut dan patuh, maka KPK dan Kejaksaan siap membidiknya. Akhir pejabat itu harus selalu tunduk dan patuh kepada Jokowi, termasuk Prabowo telah masuk perangkap Jokowi sehingga Prabowo sekarang jadi Presiden letoy, tidak punya ketegasan dan keberanian sama sekali

Kesembilan, Jokowi telah melenyapkan tatanan moral, etika, apalagi Akhlakul Karimah

Demi mempertahankan jabatan dan kekuasaan dirinya dan keluarganya, Jokowi telah menghancurkan. tatanan moral, etika, bahkan hukum yang berkeadilan. Demi jabatan dan kekuasaan, semua dihalalkan, termasuk meloloskan Gibran dan memenangkan Paslon 02 Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.

Kesepuluh, Jokowi bukan saja membela PKI, tapi juga membangun hidupnya kembali ideologi PKI

Setia kepada Pancasila itu omong kosong, karena di tangan Jokowi dalam menangani sesuatu cara-cara ala PKI terus digunakan. Mungkin sekarang namanya bukan PKI, tapi KGB (Komunis Gaya Baru). Untuk kepentingan majunya KGB, TNI dilumpuhkan dan dikebiri kewenangannya. Para Purnawan TNI-Polri yang masih setia kepada NKRI dan Pancasila terus dikucilkan dan disingkat. Salah satu contohnya adalah kejadian mutasi kepada Letjen Kunto Arif Wibowo, semuanya atas perintah Jokowi. Selama Jokowi masih hidup, bahaya laten komunis masih mengancam Indonesia.

Waspadalah!

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Social dan Politik)

Bandung, 25 Dzulqa’dah 1446