Reliji  

Pemuda Muslim Itu Mandiri! Tak Bergantung Tapi Bersandar Pada Allah

Sobat Cahaya Islam, di tengah zaman yang penuh tantangan, menjadi pemuda Muslim yang mandiri bukanlah pilihan, melainkan sebuah kewajiban. Islam mendorong para pemuda untuk tumbuh sebagai pribadi yang kuat, tidak mudah bergantung pada orang lain, dan tetap bersandar penuh kepada Allah ﷻ. Kemandirian sejati bukan berarti sombong atau merasa tak butuh siapa pun, melainkan berusaha maksimal dan menyerahkan hasilnya hanya kepada Sang Pencipta.

Pentingnya Mewujudkan Kemandirian Pemuda Muslim

Sejak usia muda, Rasulullah ﷺ sudah mencontohkan kemandirian. Beliau menggembala kambing, lalu berdagang bersama pamannya, hingga menjadi pengusaha terpercaya. Rasulullah ﷺ tidak menunggu pemberian, tetapi bergerak aktif dan bekerja keras. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:

لَأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ

“Sungguh jika salah seorang dari kalian memikul seikat kayu bakar di atas punggungnya, itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada orang lain, baik diberi atau ditolak.” (1)

Hadits ini menunjukkan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi kemandirian. Bekerja dengan tangan sendiri lebih mulia dibanding menggantungkan hidup kepada orang lain. Jadi, mengemis atau meminta-minta bukanlan ajaran Islam dan sangat bertentangan dengan ajaran agama.

Kemandirian Tak Bertentangan dengan Tawakal
Sobat Cahaya Islam, menjadi mandiri bukan berarti meninggalkan tawakal. Justru, kemandirian sejati lahir dari keyakinan bahwa Allah ﷻ akan menolong setiap hamba yang berusaha sungguh-sungguh. Dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ berfirman:

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah menjadi penolongnya.” (2)

Ayat ini menjelaskan bahwa setelah berikhtiar dan berusaha dengan penuh kesungguhan, seorang Muslim harus bertawakal. Ia tidak pasrah tanpa usaha, tapi yakin bahwa hasil terbaik datang dari Allah ﷻ.

Itulah kenapa, Islam mengajarkan pentingnya berdoa. Pasalnya, usaha tanpa doa adalah sebuah kesombongan. Sedangkan doa tanpa usaha adalah ke-sia-siaan.

Mempersiapkan Diri Menjadi Tulang Punggung Umat
Pemuda Muslim yang mandiri akan tumbuh menjadi pemimpin masa depan. Ia bisa menjadi teladan bagi keluarga, masyarakat, dan bahkan umat Islam secara luas. Dengan kemandirian, ia tidak menjadi beban, justru menjadi pemberi solusi. Umar bin Khattab radhiyallāhu ‘anhu pernah berkata:

إِنِّي لَأَكْرَهُ أَنْ أَرَى أَحَدَكُمْ سَبَهْلَلًا، لَا فِي عَمَلِ دُنْيَا وَلَا فِي عَمَلِ آخِرَة

“Sesungguhnya aku tidak suka melihat seseorang menganggur, tidak dalam urusan dunia maupun urusan akhirat.”

Ucapan Umar ini mengisyaratkan bahwa setiap Muslim, terlebih para pemuda, harus punya kontribusi. Baik dalam urusan dunia seperti bekerja, maupun dalam amal akhirat seperti dakwah dan menuntut ilmu.

Sobat Cahaya Islam, jadilah pemuda Muslim yang mandiri: tangguh dalam usaha, teguh dalam iman, dan senantiasa menggantungkan hati kepada Allah ﷻ. Sebab dengan kemandirian yang dibalut tawakal, seorang pemuda bisa menjadi cahaya bagi umat dan tonggak kebangkitan Islam yang sesungguhnya.