Wisata  

Taman Kereta Api, Transformasi Ruang Publik Yang Gerakkan Ekonomi Lokal

ruang publik seperti taman bukan sekadar lokasi fisik untuk bersantai, tetapi juga ruang sosial yang memiliki fungsi strategis dalam membangun kebahagiaan bersama.

Keberadaan taman sebagai ruang publik telah membuka ruang bagi masyarakat lintas usia dan latar belakang untuk berinteraksi.

Anak-anak berlarian dengan riang, orang tua menikmati suasana sambil berbincang, dan para remaja menemukan tempat ekspresif yang aman serta menyenangkan.

Hal ini sejalan dengan konsep dalam ilmu perencanaan wilayah dan kota, yaitu livable city atau kota layak huni yang mengutamakan kenyamanan dan aksesibilitas ruang publik bagi warganya.

Taman yang hidup tidak hanya menyehatkan secara fisik karena mendukung aktivitas luar ruangan, tetapi juga menyehatkan secara mental karena menghadirkan suasana yang menyegarkan dan merangsang keterhubungan sosial.

Dalam konteks ini, taman menjadi semacam “paru-paru sosial” di tengah padatnya rutinitas perkotaan. (Sumber: Artikel Jurnal)

Taman Rasam yang Kini Bernama Taman Kereta Api Purwokerto

Tidak jauh dari Stasiun Purwokerto (Daop 5), terdapat sebuah taman yang dahulu dikenal dengan nama Taman Rasam dan kini tercantum di Google Maps sebagai Taman Kereta Api Purwokerto.

Taman ini menjadi salah satu contoh nyata transformasi ruang publik yang membawa pengaruh signifikan terhadap lingkungan dan perekonomian lokal.

Kawan GNFI, pada sekitar tahun 2017, kondisi taman ini sangat memprihatinkan. Lingkungan tampak kotor dan kurang terawat, dengan sampah berserakan dan permainan anak-anak yang sudah memudar warnanya. Suasana tersebut menghadirkan kesan suram dan tidak ramah untuk dikunjungi.

Suasana sore di Taman Kereta Api Purwokerto | Foto: Dokumentasi Pribadi

Letak taman yang berada kurang dari satu kilometer dari Stasiun Purwokerto menjadikannya lokasi strategis untuk melihat kereta api melintas, baik dari arah timur maupun barat. Selain itu, di sisi taman terdapat perlintasan sebidang yang kini telah ditutup.

Penutupan ini secara tidak langsung mendorong terbentuknya area baru di seberang taman yang kini dimanfaatkan para pelaku usaha mikro sebagai lokasi berdagang. (Sumber: Banyumas Suara Merdeka)

Transformasi ini menarik untuk dikaji lebih lanjut karena menggambarkan bagaimana penataan ruang yang tepat dapat menghidupkan kembali sebuah kawasan.

Taman yang dahulu hanya menjadi jalur pintas kini menjadi destinasi wisata publik yang ramai dan menghadirkan potensi ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.

Kawan GNFI, dahulu taman ini sering menjadi tempat pelarian beberapa orang untuk mencari ketenangan. Suasananya yang sepi dan terbuka membuatnya cocok untuk menenangkan pikiran atau sekadar beristirahat usai berolahraga.

Namun, kini wajah taman berubah total, Taman Rasam a.k.a. Taman Kereta Api Purwokerto menjelma menjadi ruang publik yang ramai dikunjungi. Banyak keluarga muda datang bersama anak-anaknya, para ibu menyuapi balita sambil menikmati pemandangan kereta, hingga pasangan muda yang menjadikannya tempat berkencan yang terjangkau.

Anak-anak pun tampak antusias menunggu momen ketika kereta melintas, menciptakan pengalaman sederhana yang menyenangkan.

Suasana sore di Taman Kereta Api Purwokerto | Foto: Dokumentasi Pribadi

Ruang Publik dan Ekonomi Masyarakat

Pengaruh nyata dari keberadaan ruang publik ini terhadap ekonomi masyarakat sekitar tidak dapat diabaikan. Berikut beberapa pengamatan lapangan yang mencerminkan hubungan antara ruang terbuka hijau (RTH) dan pertumbuhan ekonomi lokal:

  1. Pedagang kaki lima yang sebelumnya harus berpindah-pindah kini memiliki tempat tetap untuk berjualan, sehingga pendapatan mereka menjadi lebih stabil.
  2. Parkir berbayar yang dikelola oleh warga sekitar memberikan pemasukan tambahan. Retribusi ini juga dibarengi dengan kotak kebersihan yang dikelola secara sukarela.
  3. Munculnya usaha kuliner baru, seperti warung makan dan kafe kecil, yang membuka lapangan kerja baru serta menambah daya tarik taman sebagai tempat berkumpul.

Ruang publik yang nyaman, aman, dan menarik secara visual terbukti dapat menciptakan interaksi sosial yang sehat serta mendukung roda ekonomi komunitas lokal.

Tantangan Keberlanjutan dan Pengelolaan

Namun demikian, keberhasilan transformasi ini tidak lepas dari tantangan keberlanjutan. Ruang publik yang baik membutuhkan pengelolaan yang konsisten, baik dari sisi kebersihan, keamanan, maupun pemeliharaan infrastruktur.

Beberapa taman di kota-kota lain yang pernah mengalami revitalisasi kerap kembali terbengkalai karena minimnya perhatian jangka panjang.

Oleh karena itu, keterlibatan aktif warga menjadi kunci. Model pengelolaan berbasis komunitas dapat menjadi alternatif solusi yang relevan. Misalnya, melalui pembentukan kelompok warga pengelola taman, kolaborasi dengan UMKM lokal, serta pelibatan pelajar dan mahasiswa dalam kegiatan sosial atau edukasi di taman.

Upaya-upaya semacam ini bukan hanya menjaga taman tetap hidup, tetapi juga mendorong partisipasi warga dalam pembangunan kota yang inklusif.

Penutupan Perlintasan Sebidang sebagai Dasar Revitalisasi

Menurut laporan PT Kereta Api Indonesia (Persero), pada tahun 2024 terjadi lebih dari 500 kecelakaan yang sebagian besar terjadi di perlintasan sebidang tanpa palang dan tanpa penjaga. Kebijakan menutup perlintasan liar ini bertujuan menekan angka kecelakaan yang cukup tinggi (Sumber: Antara News).

Namun, kasus Taman Rasam menunjukkan bahwa penutupan perlintasan tidak hanya berfungsi menurunkan angka kecelakaan, tetapi juga berpotensi menjadi langkah strategis dalam pengembangan ruang publik baru.

Dengan pendekatan yang tepat, penutupan jalur dapat digantikan dengan pembangunan RTH yang fungsional.

Penataan RTH sebagai Strategi Multiguna

Belajar dari Taman Kereta Api Purwokerto, Kawan GNFI dapat mempertimbangkan bahwa setiap perlintasan liar yang ditutup sebaiknya dikaji ulang potensi lokasinya. Jika memiliki nilai strategis dan visual, pembangunan ruang publik dapat menjadi solusi alternatif yang multifungsi:

  • Menekan risiko kecelakaan
  • Mendorong aktivitas ekonomi lokal
  • Menghidupkan ruang kota
  • Membangun kesadaran keselamatan transportasi

Ruang publik yang dikelola dengan baik bisa menjadi sarana edukasi dan sosial yang efektif. Ketika masyarakat berkumpul dan merasa memiliki ruang tersebut, kepedulian terhadap ketertiban dan keselamatan meningkat secara alami.

Potensi Replikasi di Wilayah Lain

Transformasi Taman Rasam menjadi Taman Kereta Api Indonesia merupakan contoh konkret bagaimana kebijakan transportasi dan tata ruang dapat berjalan seiring untuk menciptakan manfaat ganda.

Bagi Kawan GNFI yang tertarik pada pengembangan kota dan ekonomi rakyat, studi kecil ini dapat menjadi inspirasi untuk melihat kota bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga ruang bersama yang tumbuh bersama masyarakat.

Keberhasilan revitalisasi Taman Rasam patut menjadi studi contoh bagi daerah lain yang memiliki karakter serupa, terutama kota-kota yang dilewati jalur kereta api dan memiliki perlintasan sebidang yang ditutup.

Tidak semua lokasi cocok untuk dibangun taman, tetapi dengan studi kelayakan yang matang, banyak ruang tak terpakai yang bisa disulap menjadi ruang publik produktif.

Tentu saja, pendekatan ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah daerah, PT KAI, komunitas lokal, dan sektor swasta. Ruang publik yang baik lahir dari kerja sama lintas sektor dan semangat kolektif untuk menciptakan ruang kota yang lebih manusiawi.