Dalam momentum Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap 1 Juni, Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari), Habib Umar Alhamid, menyampaikan pesan mendalam mengenai pentingnya Pancasila sebagai dasar negara, falsafah hidup, sekaligus pemersatu bangsa. Menurutnya, Pancasila bukan sekadar lambang formal kenegaraan, tetapi merupakan roh yang mempersatukan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote.
“Pancasila jangan disepelekan. Ini bukan cuma lambang atau simbol, tetapi di dalamnya ada butir-butir yang bermakna besar untuk sebuah negara. Negara kita terdiri dari banyak suku bangsa, banyak bahasa, banyak adat, tetapi semua disatukan oleh Pancasila,” ujar Habib Umar kepada Radar Aktual, Jakarta, Sabtu (31/5/2025).
Habib Umar mengingatkan bahwa saat ini penjabaran dan pemeliharaan Pancasila sudah mulai tergerus. “Penjabaran Pancasila sudah mulai dipreteli, dicopot mana yang tidak sesuai dengan kehendak kelompok tertentu, padahal Pancasila itu satu lambang, satu ideologi bangsa Indonesia,” jelasnya.
Ia mengkritik bahwa pemaknaan Pancasila di tingkat praktis semakin jauh dari roh aslinya. Banyak pihak, termasuk para pemimpin, cenderung menggunakan Pancasila sebagai slogan kosong tanpa pengamalan nyata dalam kebijakan maupun perilaku.
“Kita lihat sekarang, butir-butir kemanusiaan, keadilan sosial, persatuan, semua mulai tergerus oleh kepentingan politik, ekonomi, bahkan ego sektoral. Pancasila itu harus dikembalikan sebagai panduan bersama,” tuturnya.
Kepada Presiden Prabowo Subianto, Habib Umar memberikan pesan khusus. “Prabowo harus mengembalikan fungsi dan makna sejati Pancasila. Kalau Pancasila bisa kembali dijadikan dasar negara dalam praktik nyata, saya yakin Indonesia akan adijaya, bukan hanya kuat di dalam negeri tapi juga diperhitungkan di dunia,” katanya.
Menurut Habib Umar, Pancasila sudah disiapkan oleh para pendiri bangsa untuk jangka yang sangat panjang, melampaui satu atau dua generasi. “Ini warisan besar, bukan untuk sepuluh atau dua puluh tahun saja, tapi untuk ratusan tahun. Maka jangan kita hilangkan kekuatannya hanya karena situasi kekinian,” tegasnya.
Pancasila Dalam Kurikulum Pendidikan
Salah satu poin yang ditekankan Habib Umar adalah soal pendidikan. Menurutnya, kurikulum Pancasila di sekolah harus diperkuat kembali. “Anak-anak sekarang itu banyak yang tidak paham makna Pancasila yang sesungguhnya. Mereka hapal lima sila, tapi tidak paham pengamalannya. Ini tugas besar untuk dunia pendidikan,” katanya.
Ia menyarankan agar pelajaran Pancasila bukan hanya soal teori, tapi juga penerapan nilai-nilai seperti gotong royong, keadilan, menghormati perbedaan, hingga membela kemanusiaan.
“Kalau kurikulum hanya sekadar hapalan, tidak akan ada perubahan. Harus ada praktik, harus ada contoh nyata di sekolah, di keluarga, dan di masyarakat,” tegasnya.
Habib Umar juga menekankan bahwa Prabowo sebagai kepala negara harus benar-benar menegakkan butir-butir Pancasila, khususnya dalam hal kemanusiaan dan keadilan. “Jangan ada lagi rakyat yang tidak diperhatikan, jangan ada lagi ketidakadilan di depan mata. Kalau Pancasila dijalankan, negara akan jaya, rakyat akan sejahtera,” jelasnya.
Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak memandang Pancasila sebagai sesuatu yang formalitas belaka. “Ini bukan hanya tugas presiden, tapi tugas kita semua. Dari RT, RW, kepala desa, camat, bupati, gubernur, semua harus mengamalkan Pancasila dalam kebijakan mereka,” katanya.
Tak hanya untuk Indonesia, Habib Umar percaya bahwa nilai-nilai Pancasila dapat menjadi contoh bagi dunia internasional. “Hari Lahir Pancasila ini membawa energi baru bukan hanya buat Indonesia, tapi juga buat dunia. Dunia butuh contoh bangsa yang mampu mempersatukan banyak perbedaan dalam satu kesatuan. Indonesia dengan Pancasila bisa jadi contoh itu,” ujarnya.
Pesan mendalam Habib Umar Alhamid ini menjadi pengingat bagi seluruh rakyat Indonesia bahwa Pancasila adalah harta bersama yang harus dirawat, bukan hanya dirayakan setiap 1 Juni, tetapi dipraktikkan setiap hari. Dengan komitmen bersama, bukan tidak mungkin Indonesia akan kembali menemukan kejayaannya, menjadi bangsa yang adil, makmur, dan dihormati di kancah global.
“Jadi sebaiknya jangan sepelekan Pancasila. Kalau kita tinggalkan Pancasila, kita pasti kehilangan arah. Kalau kita jalankan Pancasila dengan baik, insya Allah, negara ini akan besar, kuat, dan sejahtera,” tutup Habib Umar.