News  

Bocah di Makassar Meninggal Usai Dikeroyok Teman SD, Banyak Lebam, Memar dan Luka Sundutan Rokok

Seorang murid kelas VI SDN Maccini Sawah Satu, Kota Makassar bernama Muhammad Raja Afnan meninggal dunia, Jumat (30/5/2025), setelah mendapatkan perawatan selama lima hari pada tiga rumah sakit berbeda, diduga usai dikeroyok temannya.

“Sebelum meninggal di rumah sakit, saya tanya, siapa yang pukul nak, Afnan bilang teman. Saya tanya berapa orang? Dia tidak bilang, tapi kasih naik jarinya tiga,” ujar bibi korban Desma di Makassar, Sabtu (31/5/2025).

Saat ditanyakan lebih dalam siapa saja yang menganiaya, korban menyebutkan ada dua orang murid SD dan satu orang siswa SMP. Meksi demikian, ia tidak menyebut namanya, namun mengenal para terduga pelaku.

Kejadian dugaan penganiayaan secara bersama-sama tersebut terjadi pekan lalu, seusai korban mengikuti ujian akhir di SDN Maccini Sawah Satu. Ia merupakan anak ketiga dari enam bersaudara.

“Dia (almarhum) dipukul di luar sekolah, di depan sekolahnya. Waktu itu saat pulang sekolah, karena anak ini masih ujian,” tuturnya sedih.

Akibat penganiayaan itu, korban mengalami sakit pada bagian dada, dan terdapat luka lebam di beberapa bagian tubuhnya, termasuk luka bekas bekas sulutan rokok.

“Selain luka-luka, ada juga kasihan di belakangnya bekas sulutan rokok, banyak itu kasihan. Ini anak pendiam, dia tidak mau bilang, tidak mau ngomong (siapa yang keroyok). Tapi intinya diborongi (dianiaya) sama temannya,” ucap Desma dengan suara lirih.

Sebelum meninggal, korban sempat dibawa ke tiga rumah sakit yakni Rumah Sakit Pelamonia, Rumah Sakit Sitti Fatimah dan dirujuk di Rumah Sakit Islam Faisal. Karena kondisinya kian menurun, korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RS Islam Faisal pada Jumat, 30 Mei 2025.

Usai dinyatakan meninggal dunia, jenazah dibawa ke rumah duka, Jalan Maccini Gusung, Setapak 8, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Pihak keluarga telah melaporkan kejadian itu ke Polrestabes Makassar dengan laporan penganiayaan mengakibatkan korban meninggal dunia di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak atau PPA.

Keluarga sangat berharap polisi segera menindaklanjuti dengan menyelidiki dugaan tindak pidana penganiayaan tersebut hingga nyawa korban melayang.

Sejumlah barang bukti juga diserahkan ke polisi salah satunya pakaian sekolah yang dikenakan robek usai dikeroyok diduga rekan sebayanya. Sejauh ini, hingga berita diturunkan belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait kejadian tersebut.

Namun demikian, sebagai langkah pembuktian dugaan penganiayaan, polisi membawa jasad korban telah ke Rumah Sakit Bayangkara untuk keperluan autopsi setelah sebelumnya disemayamkan di rumah duka.(Sumber)