Pesona Bambang Soesatyo

SEJAK dilantik menjadi Ketua MPR RI tegas terlihat Bambang Soesatyo begitu mempesona. Sisiran rambut khas bangswan Inggris, senyum terkulum dengan nada bicara tenang dan bermakna. Gestur tubuhnya juga memancarkan pesona politisi matang.

Gaya elegan Bamsoet ini melengkapi pendinginan internal partai pasca pertemuan dengan Airlangga Hartarto. Waktu itu beralasan upaya mendinginkan persaingan menuju puncak pohon beringin selaras dengan keinginan seluruh elit pasca demonstrasi mahasiswa.

Dengan turun sendiri menenangkan mahasiswa yang demo di depan gedung parlemen, Bamsoet memulai babak baru perjalanan politiknya. Diteruskan dengan rekonsiliasi dengan Airlangga kemudian terpilih menjadi Ketua MPR RI.

Setelahnya, akselerasi politisi jurnalis ini langsung menyedot publik, bahkan ketika estafet mengirimkan surat undangan ke beberapa tokoh nasional untuk menghadiri acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada Minggu 20 Oktober 2019.

Mereka antusias dengan rasa penghargaan luar biasa hingga akhirnya menghadiri acara pelantikan itu. Inilah puncaknya. Dalam sesi itu pesona Bamsoet makin memancar pada semua yang hadir. Terekam sangat lihai mengendalikan suasana penting kenegaraan itu.

Apresiasi Bamsoet pada beberapa tokoh nasional menunjukkan kematangan seorang diplomat ulung dalam sebuah momen yang menyatukan tokoh bangsa yang tadinya besebrangan dalam Pemilu 2019. Diplomasi pantun yang disambut canda dan tawa tetap tidak menghilangkan esensi dari acara yang berlangsung.

Ada sementara pakar komunikasi politik menegaskan Bamsoet sedang menarik simpati sekaligus mengukuhkan diri sebagai politisi Golkar yang layak diperhitungkan. Bamsoet mencoba keluar dari sarang dengan tebaran pesona yang satu saat ketika balik ke sarang akan mendapat imbalan sepandan.

Pada titik ini Bamsoet hendak menjadikan para pendukungnya untuk bersabar diri menunggu momen tepat untuk kembali menabuh gendang perang menuju puncak pohon beringin. Kesabaran itu akhirnya akan berbuah ranum yang akan terhirup oleh pemegang suara Munas nanti.

Terminasi politik ala Bamsoet sudah banyak terjadi dalam platform kontestasi dalam Golkar. Kontestasi seirngkali mengambil banyak bentuk jeda untuk mengkonsolidasikan diri di internal pendukung loyal sekaligus menarik banyak gerbong dari luar untuk menyatu memenangkan dirinya dalam Munas Golkar.

Tidak ada yang istimewa dari redaksi pasca rekonsiliasi dengan Airlangga Hartarto. Itu hanya dialektika citra untuk meraih konsolidasi Golkar merebut posisi Ketua MPR RI yang waktu itu digadang-gadang bakal disabet Gerindra. Meraih Ketua MPR RI adalah satu hal dan perebutan pucuk beringin adalah hal lain.

Tidak akan menunggu lama gendrang perang itu ditabuh, pasalnya tensi politik nasional sudah mulai stabil pasca pelantikan kabinet Jokowi. Bagi-bagi kue yang melelahkan itu telah usai digelar dengan senyum kepuasan para pemegang kendali kekuasan negeri ini.

Yang tersisa adalah proses menuju perebutan pucuk pohon beringin yang bakal digelar pada Desember 2019. Boleh jadi lemparan senyuman Bamsoet berisi kalimat gaya Orde Baru, “saya hanya menjalankan amanah desakan dari bawah untuk tetap mencalonkan diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar”, katanya nanti.

Nampaknya kita akan disuguhkan drama perebutan pucuk pohon beringin yang sangat dinamis. Golkar akan tetap menjadi partai yang seksi dengan segala manuver mengejutkan. Munas Golkar nanti akan tetap berjalan dinamis dengan kehadiran kontestan yang beragam. [katta]