Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardianto memastikan kondisi sapi qurban yang diberikan Presiden RI Prabowo Subianto dalam kondisi sehat. Menurutnya, sebanyak 985 sapi qurban tersebut sudah mencapai sertifikat dari dinas kesehatan hewan.
”Sapi-sapi yang oleh dinas kesehatan sudah diperiksa dan memiliki sertifikat atau surat keterangan kesehatan hewan,” kata Juri kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (5/6/2025).
Juri mengatakan sapi tersebut juga sudah memenuhi syariat sebagai hewan qurban. Di mana, sapi sudah berumur lebih dari dua tahun, sehat dan tidak cacat.
Di sisi lain, Juri mengungkap Prabowo akan menyajikan 6 jenis sapi untuk dijadikan hewan qurban yang siap disalurkan ke seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Jenis sapi tersebut mulai dari limosin hingga sapi Bali.
“Kemudian teman-teman, sapi yang disalurkan itu dari jenis sapi-sapi limosin, simental, peranakan ongole, brahman, angus, dan sapi bali,” ujarnya.
Lebih lanjut, Juri menjelaskan sapi qurban ini diperoleh melalui peternak lokal yang tersebar di seluruh daerah. Sebanyak 573 peternak sapi lokal yang diberdayakan untuk dibeli sapinya melalui bantuan kemasyarakatan Presiden dan kemudian disalurkan kepada para penerima.
“Jadi perlu saya informasikan juga, ini ada sapi terberat ini, yang tadi saya bilang 1,3 ton, itu ada di Jawa Barat, kemudian di Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Bengkulu,” jelasnya.
Diketahui, Kementerian Agama (Kemenag) RI mengumumkan ditetapkannya 1 Dzulhijjah 1446 Hijriah jatuh pada Rabu 28 Mei 2025, sehingga Hari Raya Idul Adha jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025.
Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar mengatakan penetapan itu berdasarkan laporan para rukyatul hilal atau pantauan hilal dari 114 lokasi berbeda di Indonesia.
Maka kita bisa menyimpulkan bahwa tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada hari Rabu 28 Mei 2025. Sehingga 10 Dzulhijjah atau Idul Adha bertepatan dengan hari Jumat, 6 Juni 2025, kata Nasaruddin Umar dalam Sidang Isbat di Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Proses penentuan 1 Dzulhijjah 1446 Hijriah sempat berlangsung banyak. Bahkan dari seratus titik pemantauan hilal tidak ada yang melaporkan telah melihat hilal sesuai kriteria MABIMS.
Namun pada detik-detik terakhir akan putus, seorang perukyat hilal di Aceh melaporkan telah melihat hilal dan telah disumpah.
“Saat kami akan mempersiapkan keputusan, ternyata ada yang menyaksikan hilal di Aceh dan sudah diambil sumpahnya,” ujarnya.(Sumber)