News  

Pergantian Kapolri Bisa Naikkan Citra Polisi Yang Terus Merosot di Era Listyo Sigit Prabowo

Direktur Riset Trust Indonesia Ahmad Fadhli menilai ada urgensi di balik menguatnya kabar penggantian posisi Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri.

Ia mengungkap, berdasarkan hasil survei Trust terhadap Key Opinion Leader (KOL) pada Maret lalu, kepercayaan publik terhadap institusi polri sangat rendah hanya 28 persen, dan berada paling bawah dibanding institusi negara lainnya. Pergantian pucuk pimpinan bisa mengembalikan citra yang tergerus.

“Ternyata tingkat kepercayaan lembaga negara oleh KOL untuk kepolisian itu sangat rendah, di bawah sekali. Jadi menurut saya ini kenapa kapolri harus segera diganti, karena Jenderal Listyo Sigit itu kurang lebih semenjak 2021-2025 sudah empat tahun diangkat menjadi Kapolri, namun karena kinerjanya tidak maksimal, maka tingkat ketidakpercayaan expert terhadap Listyo itu sangat rendah sekali,” tutur Fadhli kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, dikutip Selasa (10/6/2025).

Terkait dengan pengganti Listyo, ia mengatakan, harus berasal dari kalangan angkatan 1992. Alasannya, karena saat Listyo dipilih oleh Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), tidak sesuai dengan jenjang karier yang seharusnya posisi Kapolri ditempati oleh senior Listyo.

Memang,sudah menjadi hak prerogatif presiden dalam mengangkat dan mengganti kapolri, tapi di sisi lain presiden harus tetap memperhatikan jenjang karier struktural yang ada di kepolisian.

“Saya kira ini cukup berbahaya bagi sistem kaderisasi yang ada di polri. Akhirnya kepolisian itu menjadi bukan lagi lembaga profesional, tetapi menjadi lembaga politis. Bahkan menurut saya, hari ini semi politis, karena siapa perwira yang paling dekat dengan kekuasaan, maka dia yang akan punya peluang lebih besar untuk menjadi Kapolri. Bukan dilihat dari prestasi dan jenjang karier struktural yang ada di kepolisian selama ini,” ungkapnya.

Fadhli menuturkan, sosok kapolri pengganti Listyo tentu harus memiliki loyalitas kepada Presiden Prabowo Subianto.

“Karena beliau (Prabowo) adalah the real presiden Republik Indonesia. Jadi Pak Jokowi itu mestinya sudah tidak perlu ikut campur lagi soal masalah pemilihan kapolri ini. Pak Prabowo itu harus memilih calon kapolri yang benar-benar sesuai dengan struktur hierarki yang ada di kepolisian sehingga tidak merusak kaderisasi gitu lho, karena ini sangat penting,” tegasnya.

Adapun beberapa sosok yang bisa menjadi pilihan bagi Prabowo, di antaranya para jenderal bintang tiga seperti Komjen Pol Wahyudiningrat lulusan akademi kepolisian (Akpol) 1992, kemudian Komjen Pol Rudy Heryanto yang saat ini menjabat Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Ia menekankan Presiden Prabowo harus memilih sosok kapolri yang jauh dari bayang-bayang Listyo, guna menghindari intervensi dari kapolri sebelumnya.

“Karena saya tahu kapolri itu harus mengawal apa (saja) visi-misi dari Presiden RI. Jangan, mohon maaf ya, Pak Listyo Sigit begitu terpilih, itu seolah-olah membawa misi tersendiri sebagai polri presisi, padahal memang presisi itu harus tugasnya sebagai seorang polisi, polisi harus presisi, kalau tidak presisi maka akan salah tangkap,” ujar Fadhli.

Kapolri hari ini, kata dia, harus tegak lurus, tunduk dan patuh kepada apa yang diperintahkan oleh Presiden. “Dia harus melaksanakan, menegakkan visi-misi yang dilakukan oleh Presiden. Polisi itu adalah aparat keamanan, mereka harus melaksanakan keamanan dan ketertiban masyarakat,” ucapnya.(Sumber)