News  

Din Syamsuddin: Serangan AS ke Iran Bisa Memicu Perang Dunia Ketiga

Serangan yang dilancarkan oleh Amerika Serikat terhadap sejumlah fasilitas nuklir Iran berpotensi memicu Perang Dunia ketiga.

Hal itu disampaikan Gurubesar Politik Islam Global FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, dalam keterangan resmi yang diterima redaksi, Selasa 24 Juni 2025.

Menurut Din, AS tidak akan mudah menaklukkan Iran yang memiliki persenjataan canggih, termasuk rudal balistik. Karena itu, Negeri Paman Sam kemungkinan akan meminta bantuan dari sekutu-sekutunya seperti Inggris, Prancis, dan beberapa negara Arab.

Sementara di sisi lain, Iran juga tidak sendiri. Negara-negara yang bersimpati terhadap Iran dan menolak arogansi AS seperti Rusia, China, dan Pakistan diprediksi akan turut mendukung Teheran.

“Inilah awal malapetaka dunia baru,” ujarnya.

Terkait posisi Dunia Islam, khususnya negara-negara Arab, Din memperkirakan mereka akan bersimpati terhadap Iran sebagai sesama negara Muslim. Bahkan, menurutnya, ada kemungkinan besar negara-negara Arab akan memilih sikap netral, atau mendukung Iran.

“Pernyataan Raja Salman, seperti disiarkan media, bahwa jika Iran diserang Amerika Serikat maka Saudi Arabia akan bersimpati kepada Iran sebagai sesama negara Muslim. Jika sikap ini benar maka besar kemungkinan negara-negara Arab akan mendukung Iran,” ucapnya.

Din juga mengingatkan bahwa jika konflik meluas dan memicu Perang Dunia ketiga yang episentrumnya berada di Timur Tengah, negara-negara Arab akan menjadi pihak yang paling terdampak. Salah satunya adalah potensi terganggunya jalur perdagangan minyak melalui Selat Hormuz yang bisa menyebabkan lonjakan harga minyak dan berujung pada resesi global.

Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menilai bahwa Dunia Islam harus bersatu menghadapi situasi ini. Ia menyerukan agar umat Islam mengedepankan keadilan demi tercapainya perdamaian sejati.

“Eskalasi di Timur Tengah sebagai akibat serangan Israel dan Amerika Serikat terhadap Iran tidak terlepas dari masalah Palestina. Israel yang kewalahan menguasai Palestina khususnya Gaza, maka dukungan Iran terhadap Hamas dan juga kelompok Houthi di Yaman dijadikan sebagai alasan untuk menyerang Iran,” paparna.

Menurut Din, tindakan tersebut adalah kalkulasi yang keliru. Ia menyebut serangan Israel terhadap Iran sebagai tindakan menggali kubur sendiri, sementara dukungan AS kepada Israel bukanlah langkah strategis.

“Selain tidak memiliki alasan moral yaitu untuk menghancurkan instalasi nuklir Iran (hal serupa dilakukan AS terhadap Irak pada masa Saddam Husein padahal tidak ditemukannya senjata pemusnah massal), juga Amerika Serikat tidak memperhitungkan reaksi global termasuk dari rakyatnya sendiri yang mengecam perilaku Presiden Donald Trump,” jelas mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.

Din menegaskan, Dunia Islam harus mengesampingkan perbedaan mazhab dan aliran teologis, khususnya antara Sunni dan Syiah, untuk menghadapi potensi perang besar. Sebab, menurutnya, pihak luar seperti AS kerap memprovokasi konflik internal melalui proxy war.

Kini, kata Din, AS bahkan sudah terlibat langsung dalam konflik dengan mengerahkan kapal induk dan senjata ke Timur Tengah.

“Saatnya keadilan ditegakkan. Tiada perdamaian tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa kebenaran,” pungkas Ketua Poros Dunia Wasatiyyat Islam ini.(Sumber)