Hilang Dari PAUD, Balita Ini Ditemukan Di Parit Tanpa Kepala

Temuan mayat balita tanpa kepala menghebohkan Kota Samarinda. Diduga mayat balita tanpa kepala tersebut adalah Ahmad Yusuf Ghozali (4) yang hilang dari PAUD sejak November 2019 lalu.

Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari aparat berwenang yang menyatakan mayat balita tanpa kepala tersebut adalah Yusuf.

Namun, dari kesaksian Bambang Sulistyo (37), ayah Yusuf, Minggu (8/12/2019), pakaian yang melekat pada mayat balita tersebut, mirip pakaian yang dipakai anaknya.

Minggu (8/12/2019), mayat balita tanpa kepala ini ditemukan di kawasan parit aliran Sungai Karang Asam Kecil, Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Samarinda Ulu, Samarinda, Kalimantan Timur.

Mayat balita tanpa kepala itu ditemukan di bawah rumah. TribunKaltim.co menemui seorang yang pertama kali melihatnya, Ika (35). Ika mengatakan pertama kali melihat saat membuang sampah.

“Sekembalinya ke rumah membuka jendela kamar saya melihat ada sosok benda putih di parit posisinya tepat di bawah jendela kamar tapi saya lanjutkan aktvitas,” kata Ika.

Namun beberapa menit kemudian, Ika masih penasaran dan kembali mengamati kedua kalinya benda tersebut yang terlihat seperti bentuk kaki dan badan anak kecil.

“Tapi, saya langsung panggil suami saya kemudian tetangga saya Pak Erki untuk turun ke parit mengecek. Untuk memastikan sosok mayat yang ditemukan karena perasaan saya tidak enak,” tuturnya.

Informasi temuan mayat balita tanpa kepala ini dengan cepat menyebar. Bambang Sulistyo, ayah Yusuf mendatangi RS AW Sjahranie ketika mendengar berita temuan mayat balita tanpa kepala ini.

Orang tua Yusuf meyakini jika mayat balita tanpa kepala tersebut adalah anaknya yang hilang. “Istri saya hafal pakaian yang dipakai anak saya. Iya, dia anak kami,” ucap Bambang Sulistyo (37), ayah Yusuf, Minggu (8/12/2019).

Keyakinan jasad balita tanpa kepala itu Yusuf didasari bentuk tubuh, serta pakaian yang ditemukan bersama jasad. Terakhir kali Yusuf menghilang menggunakan kaos berwarna merah bergambar tugu Monas, sama dengan kaos yang ditemukan pada jasad balita tersebut.

Bambang Sulistyo mengaku sudah melapor kepada polisi. “Sudah lapor polisi agar besok bisa dibawa pulang, sekarang ini masih di rumah sakit jasadnya,” tutur Bambang.

Sementara itu, kendati orang tua Yusuf berani memastikan mayat balita tanpa kepala itu anaknya, namun hingga saat ini Kepolisian belum dapat memastikan apakah jasad tersebut memang Yusuf atau bukan.

“Dari bukti pakaian memang agak identik, tapi kami belum berani mengatakan itu ada Yusuf, kami masih menunggu hasil forensik,” ucap Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman singkat.

Analisa Basarnas
Unit Siaga SAR Samarinda atau Basarnas Kalimantan Timur angkat suara mengenai penemuan jasad balita tanpa kepala di sungai sekitar Jalan Pangeran Antasari, Kecamatan Samarinda Ulu, Minggu (8/12/2019) pagi.

Sesuai kasus yang pernah ditangani SAR mengenai pencarian korban hilang di perairan. Organ tubuh korban besar kemungkinan tidak akan terlepas dari tubuh jika hanya terendam air.

“Walaupun sudah berhari-hari di air, tetap saja bagian tubuh takkan terlepas. Biasanya memang terjadi kerusakan di kulit maupun bagian yang mudah rusak, tapi kalau sampai terlepas, besar kemungkinan tidak terjadi,” ucap Kepala Unit Siaga SAR Samarinda, Dede Hariana, Minggu (8/12/2019).

Kendati demikian, organ tubuh bisa saja lepas dari tubuh saat berada di air, namun karena ada faktor lain, seperti karena diserang hewan buas, tindakan kriminalitas, serta karena salah satu organ tubuh tersangkut ketika arus air sangat deras.

“Kalau tidak karena faktor-faktor tersebut, bagian tubuh harusnya tetap utuh dan terhubung dengan kerangka,” tegasnya.

Ditanya apakah bakal melakukan pencarian terhadap sisa tubuh korban, Dede menegaskan pihaknya tidak dapat melakukan pencarian itu. Karena, jasad korban sudah ditemukan, serta tidak ada kejelasan penyebab korban bisa sampai berada di sungai.

Hingga saat ini, polisi masih irit bicara terkait kasus temuan mayat bayi tanpa kepala. Begitu juga dengan saat balita Yusuf dilaporkan hilang.

Hilang dari PAUD
Diketahui, Yusuf Ahmad Gazali balita berumur empat tahun ini hilang saat dititipkan di PAUD Yayasan Jannatul Athfaal, Jalan AW Syahranie, RT 12, Blok Mawar, No 11, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu.

Balita dari pasangan Bambang Sulistyo (37) dan Melisari (30) warga Jalan Perum Ratindo 7, Jalan Pangeran Suryanata, Kelurahan Air Putih, Samarinda Ulu, hilang sejak tanggal 22 November 2019.

Yusuf baru dititipkan di PAUD tersebut tanggal 11 November 2019. Saat dikabarkan pihak PAUD perihal anak bungsunya itu, Melisari mendadak lemas dan langsung meninggalkan pekerjaannya menuju PAUD Jannatul Athfaal.

Anaknya memang mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembangnya, sehingga kedua orang tua Yusuf sepakat menitipkan dan menyekolahkan di PAUD tersebut.

“Saya dikabari anak saya hilang, anak saya susah berbicara, jadi saya sekolahkan di sana,” jelasnya singkat, Senin (25/11/2019).

Berbagai dugaan muncul saat Yusuf dikabarkan menghilang, mulai dari penculikan hingga terjatuh di parit akibat dari kelalaian pengasuh saat mengawasinya.

Sementara itu, kepala sekolah PAUD Jannatul Athfal, Mardiana menjelaskan, Yusuf memang dititipkan kedua orang tuanya, disaat keduanya harus bekerja.

Diakui Mardiana bahwa sebelum hilang, 7 balita yang dititipkan kepada mereka termasuk Yusuf, tengah asyik bermain di ruang tengah, dan ketujuh balita ini telah dijaga 2 orang pengasuh, Marlina (28) dan Yanti (28).

“Ada 7 balita yang dititipkan ke kami, dan saat itu ada 2 petugas yang mengawasi langsung ketujuh balita itu, saya juga kebetulan di situ juga. Tidak lama, setelah itu tiba-tiba ada balita yang menangis, jadi saya inisiatif langsung pergi ke dapur untuk buat susu. Pas saya balik, saya kaget kenapa Yusuf sudah tidak ada, dan disitu juga 2 pengasuhnya langsung kebingungan mencari,” jelas Mardiana.

Dalam perkara ini, pihak PAUD mengakui telah melakukan beberapa usaha pencarian, dari melakukan pengajian, berdoa bersama anak yatim piatu, hingga orang pintar.

“Beberapa hari setelah Yusuf hilang itu, kami mencoba melaksanakan pengajian, kami juga undang anak yatim piatu untuk membantu mendoakan agar Yusuf segera ditemukan. Dan sempet juga kemarin kami berpikiran untuk memanggil orang pintar, tidak ada niatan buat musrik ya, tapi kami mencoba alternatif lain,” papar Mardiana.

Hilangnya Yusuf tak lepas dari lengahnya pengawasan, yang ternyata diakui bahwa salah satu pengasuh saat itu tengah buang air kecil, dan membuat pengasuh lainnya sibuk mengurusi ketujuh balita tersebut.

Mardiana juga mengatakan, bahwa dia dan 2 petugas pendidik, sudah mencari ke setiap ruangan di dalam PAUD, hingga keluar pagar, hingga menyatakan Yusuf hilang.

“Saya langsung periksa kondisi pagar PAUD, dan ternyata tidak tertutup, tapi memang saya lupa menutup pagar. Setelah lama mencari, dan tidak ketemu juga, baru menghubungi orang tuanya memberikan kabar ini,” ungkapnya.

Tak hanya Mardiana, pengasuh Yusuf yakni Marlina ikut kebingungan dan syok dengan hilangnya Yusuf dari asuhannya. “Saya kebetulan buang air kecil, saya balik tidak sampai 5 menit, Yusuf sudah tidak ada,” ucap Marlina.

Serta dari pengakuan ibu pendamping lainnya menyampaikan, kalau ia sempat heran saat tidak melihat Yusuf bersama anak lainnya.

“Saya sudah minta ke teman saya, yang pendamping satunya, agar Yusuf diperhatikan. Waktu kejadian, memang kondisi pagar terbuka,” ujar Yanti menambahkan.

Baik pihak keluarga maupun pihak PAUD Jannatul Athfal, sangat berharap tidak terjadi hal yang diinginkan terhadap Yusuf, serta lekas ditemukan dan kembali ke keluarganya.