News  

Baru Selesai Dibangun, Embung Senilai Rp.4 Miliar di Jateng Ambyar

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) Sragen mengklaim bahwa proyek embung Kedung Jeruk di Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen yang ambrol sudah langsung diperbaiki.

Hal itu disampaikan Kepala DPU PR Sragen, Marija, Senin (6/1/2020). Ditemui di sela sidak jalan di Karangudi, Ngrampal, ia mengatakan Embung Kedungjeruk sudah selesai dikerjakan.

Menurutnya, embung senilai hampir Rp 4 miliar itu dibangun dari APBD namun sumber dananya dari Bankeu Provinsi Jawa Tengah (Jateng) 2019.

“Itu proyek APBD tapi dananya dari Bankeu Provinsi. Pekerjaannya sudah selesai tapi karena curah hujan yang cukup besar sehingga air dari sawah desa di hulunya melimpah. Kemudian ada saluran di atas tersumbat sehingga airnya melimpas,” paparnya.

Marija mengklaim jika embung tidak ambyar. Hanya tanggulnya saja yang kena. Sementara bangunan utama embung tidak rusak.

Ia mengatakan kerusakan tanggul sudah diperbaiki. Menurutnya dalam sepekan ke depan, perbaikan akan bisa diselesaikan. “Itu hanya tanggulnya saja. Jadi bangunannya nggak ambyar,” tuturnya.

Ia menambahkan pihaknya juga akan mengecek saluran di atasnya untuk dibenahi. Hal itu dilakukan supaya tidak terjadi limpasan lagi.

Seperti diberitakan, bangunan embung yang dibangun dengan dana hampir Rp 4 miliar di 2019 itu dilaporkan ambrol diterjang hujan deras beberapa hari lalu.

Tidak hanya itu, bangunan talud yang menopang embung juga sudah retak dan di ambang ambrol. Padahal, proyek embung itu barusaja selesai dibangun beberapa pekan lalu.

Menurut Kades Pengkok, Sugimin Cokro, bangunan embung itu ambrol beberapa hari lalu akibat guyuran hujan deras dengan intensitas tinggi.

Ia tak mengetahui persis bangunan embung itu proyek dari dana apa. Akan tetapi Kades yang barusaja dilantik itu memastikan bahwa itu bukan proyek dari desa.

“Yang lebih tahu Kades yang lama. Tapi yang jelas ini proyek tahun 2019 dan belum lama selesai. Kemarin ambrol karena hujan deras beberapa hari itu. Kalau anggarannya, kami dengar hampir Rp 4 miliar, tepatnya Rp 3,98 miliar sekian,” paparnya, Minggu (5/1/2020).

Sugimin menuturkan ambrolnya embung memang tidak akan berdampak langsung terhadap permukiman atau warga. Hanya saja, hal itu juga mendatangkan kekhawatiran terutama jika nanti sudah berisi air.

“Kemarin kami bersama BPD Desa juga sudah mengecek kondisi embung dan titik yang ambrol. Sementara kami juga bingung mau melapor ke mana karena status proyeknya apakah dari dana provinsi atau kabupaten,” terangnya Wardoyo. [teras]