5 Cara Agar Indonesia Bisa Rebut Gelar Piala Thomas 2020

Kejuaraan bulutangkis beregu putra dan putri paling bergengsi Piala Thomas dan Uber 2020 akan berlangsung 16-24 Mei 2020 di Aarhus, Denmark.

Piala Thomas merupakan kejuaraan tertua yang diadakan oleh BWF. Kejuaraan tersebut pertama kali diadakan pada 1948-1949. Nama kejuaraan tersebut diambil dari Sir George Alan Thomas, mantan Presiden BWF dan pebulutangkis asal Inggris.

Saat itu, kompetisi tersebut diikuti 10 negara yakni Kanada, Denmark, Inggris, Prancis Irlandia, Bosnia, Amerika Serikat, India, Malaysia, dan Swedia. Namun, sepanjang serahnya, hanya lima negara yang pernah menjadi juara yakni China, Malaysia, Indonesia, Jepang dan Denmark.

Indonesia tercatat sebagai pengumpul terbanyak Piala Thomas dengan 13 kali. Posisi kedua ditempati China dengan sembilan trofi.

Meski menjadi pengumpul gelar terbanyak, terakhir kali Indonesia menjadi jawara di kejuaraan bergengsi tersebut pada 2002. Itu berarti sudah 18 tahun Indonesia puasa gelar di Piala Thomas.

Tahun ini, peserta Piala Thomas sudah diketahui. Sebanyak 16 negara dari berbagai wilayah lolos ke putaran final. Kontestan Piala Thomas yaitu Denmark, China, Indonesia, India, Jepang, Malaysia, Prancis, Belanda, Rusia, Inggris, Kanada, Aljazair, Australia, Chinese Taipei, Korea Selatan, dan Thailand.

Dengan materi pemain yang dimiliki Indonesia sekarang, peluang menjuarai Piala Thomas 2020 dinilai terbuka lebar. Namun, Indonesia jelas punya pekerjaan rumah yang harus diperbaiki jika ingin kembali merengkuh trofi turnamen bergengsi tersebut.

Berikut lima cara yang bisa ditempuh agar Piala Thomas 2020 bisa dibawa pulang kembali ke Tanah Air.

1. Sektor Tunggal Harus Lebih Kuat

Indonesia terkenal sebagai penghasil ganda putra terbaik dunia. Dua peringkat teratas ganda putra dunia saat ini ditempati wakil Indonesia, yakni Kevin Sanjaya Sukalmujo/Marcus Sanjaya Sukamuljo dan Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Namun, di Piala Thomas, sektor ganda hanya akan menyumbang maksimal dua poin. Sektor tunggal lebih krusial karena mempertandingkan tiga partai.

Jika ingin kembali merengkuh Piala Thomas, Indonesia mau tidak mau harus bisa memperkuat sektor tunggal, terutama pada dua tunggal utama. Jika sektor putra kuat, peluang Indonesia untuk juara bakal makin terbuka lebar.

2. Anthony Ginting Perlu Jaga Konsistensi

Anthony Sinisuka Ginting merupakan tunggal putra Indonesia yang menempati ranking ketiga dunia. Ia akan turun sebagai pemain pertama di Piala Thomas karena peringkatnya paling tinggi di antara tunggal putra Indonesia lain.

Sejauh ini performa Ginting sejauh ini cukup memuaskan. Ia berhasil menjuarai Indonesia Masters 2020. Pemain asal Cimahi ini juga ikut andil dalam keberhasilan tim putra Indonesia menjuarai Kejuaraan Bulutangkis Asia Beregu 2020.

Kemenangan di partai pertama juga akan menambah motivasi untuk pemain yang akan bertanding di laga selanjutnya.

Meski demikian, Anthony Ginting tetap pantang berpuas diri. Jika ingin membantu Indonesia merebut kembali trofi Piala Thomas, Anthony Ginting harus bisa tampil konsisten. Sebagai tunggal pertama, dia bakal menghadapi pemain-pemain terbaik dari tim lawan.

3. Jonatan Cristie Perlu Berbenah

Performa Jonatan Cristie menjadi sorotan sepanjang 2020. Ia gagal menunjukkan performa terbaik seperti waktu meraih medali emas Asian Games 2018.

Langkah Jonatan di Malaysia Masters dan Indonesia Masters berhenti pada perempat final. Paling nahas, Jonatan hanya menyumbang satu kemenangan dalam empat pertandingan pada Kejuaraan Bulutangkis Asia Beregu 2020.

Pemain peringkat 7 dunia tersebut secara mengejutkan kalah dari pemain-pemain yang rankingnya berada jauh di bawahnya.

Satu di antaranya saat partai final Indonesia versus Malaysia, Jojo kalah peringkat dari pemain peringkat 72 dunia, Cheam June Wei, dalam permainan tiga gim 16-21,21-17,22-24.

Jonatan secara mengejutkan juga kalah dari pemain muda India, Lakshya Sen, di babak semifinal. Jojo kalah dua gim langsung 21-18, 22-20. Pelatih Kepala Tunggal Putra PP PBS, Hendry Saputra, mengkritik mental Jojo-sapaan akrab Jonatan yang masih payah.

Itu berarti Jonatan perlu menata kembali mental juaranya. Terlebih bisa dipastikan ia akan terjun sebagai pemain tunggal kedua yang bermain di partai ketiga. Partai tersebut kerap menjadi penentuan hidup dan mati. Jika Jojo tak bisa memperbaiki kinerja, perjuangan Indonesia akan makin berat.

4. Shesar Hiren Rhustavito Harus Lebih Ganas

Jika tim putra Indonesia bermain hingga partai kelima, langkah lolos ke babak selanjutnya atau memenangkan gelar akan ditentukan oleh tunggal ketiga. Di posisi ini, Indonesia mengandalkan Shesar Hiren Rhustavito. Ia merupakan pemain tunggal putra Indonesia karena menempati peringkat 18 dunia.

Namun, penampilan Vito sejauh ini belum memuaskan. Pada Kejuaraan Bulutangkis Asia Beregu 2020, ia meraih satu kemenangan dan satu kekalahan.

Kekalahan dialaminya pada semifinal melawan India. Saat itu, ia turun pada partai keempat dan kalah 17-21,15-21 dari pemain rangking 45 dunia.

Jika Indonesia ingin memperbesar kans menjuarai Piala Thomas, mau tak mau kinerja Shesar Hiren harus diperbaiki, supaya Tim Merah Putih punya senjata jika duel berlangsung hingga partai kelima.

5. Ganda Putra Tak Boleh Jemawa

Tak bisa dipungkiri, sektor ganda putra menjadi kekuatan Indonesia setelah menyumbang tiga wakil pada 10 besar ranking dunia. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon belum tergeser di posisi puncak.

Sementara senior mereka, Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan membuntuti di peringkat kedua. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menempati peringkat kelima.

Namun, performa menawan ganda putra Indonesia tidak boleh membuat jemawa. Jika ganda putra lengah lengah bisa berakibat fatal. Apalagi jika tim putra Indonesia berhadapan dengan Jepang, pasangan Kevin/Marcus belum memiliki taktik jit untuk menumbangkan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.

Mereka sudah lima kali kalah dalam tujuh pertemuan terakhir saat berhadapan dengan ganda Jepang tersebut. {bola}