News  

Bercinta Dengan Rasa Takut

Menurut sebagian orang, cinta adalah sebuah emosi diri yang keluar dari rasa kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi, cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih atau kasih sayang.

Ada pula yang mengatakan, cinta itu perasaan yang mengajarkan tentang kedekatan, kepercayaan, komitmen dan kasih sayang.

Pihak lain berpendapat, bahwa cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Allah kepada sepasang manusia untuk merasa saling. Misalnya saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian.

Karena cinta memiliki sifat saling, maka cinta itu sendiri tidak dapat dipaksakan, cinta hanya dapat berjalan apabila kedua belah pihak sama-sama ikhlas menerimanya.

Cinta tidak dapat berjalan apabila salah satu dari keduanya hanya mementingkan diri sendiri. Dalam berhubungan, setiap pasangan pasti menginginkan suatu perhatian lebih dan itu hanya bisa didapat dari pengertian pasangannya.

Ada juga yang mengartikan bahwa cinta itu adalah sebuah seni yang harus dimengerti dan diperjuangkan oleh para pengagungnya. Karena itu dari sekian banyak yang harus diperjuangkan adalah rasa ketakutan jangan sampai para pecinta itu kehilangan sesuatu yang dicintainya.

Dalam bahasa syariat, bahwa cinta yang sempurna adalah cinta yang timbul dari seorang hamba kepada Allah sang Khaliq.

Maka dalam kajian Tasawwuf, sering kali cinta itu diibaratkan timbul dari sebuah rasa ketakutan seorang hamba agar tidak kehilangan kecintaan Allah kepada dirinya. Ketakutan ini bernama Al-khauf, umumnya timbul dari para pelaku dosa, mereka juga takut mendapat hukuman dari Allah, maka mereka memperbanyak baca istighfar untuk memohon ampunan dari Allah.

Ada juga takut yang bernama Ar-rahbah, yaitu ketakutan para ahli ibadah, dari kehilangan pahala ibadahnya.

Sedangkan ketakukan yang bernama Al-khasyyah terjadi pada orang-orang yang alim, seperti ketakukan orang-orang alim dari perbuatan syirik atau menyekutukan Allah.

Al-wajdu adalah rasa takut yang terjadi pada orang-orang yang mencintai Allah, seringkali mereka bersembunyi dalam melakukan ketaatan, dan mereka merasa khawatir hatinya tidak dapat bertemu Allah di waktu berkhalwat.

Tingkatan tertinggi dari rasa takut karena cinta itu dinamakan Al-haibah, yaitu cinta yang timbul dari orang-orang yang ‘arif billah. Mereka merasakan ketakutan dengan ada kehebatan dan keagungan Allah yang dalam hati mereka, dan inilah rasa takut terbesar karena tidak bisa lenyap untuk selamanya.

K.H. Luthfi Bashori [sumber]