Bagus Kahfi dan Bagas Kaffa, Si Kembar Masa Depan Timnas Indonesia

Bak Tachibana bersaudara di serial kartun Jepang Captain Tsubasa, Bagas Kaffa dan Bagus Kahfi menggelorakan kembali gairah masyarakat terhadap timnas level usia. Pemain kembar tersebut digadang-gadang sebagai wajah masa depan Timnas Indonesia.

Jika Masao Tachibana dan Kazuo Tachibana mentereng di level klub bersama Hanawa FC dan Akita, nama Bagas dan Bagus mencuat tatkala beraksi bersama Timnas Indonesia U-16 racikan Fakhri Husaini pada 2017.

Khusus untuk Bagus, sinarnya mulai terang ketika mencetak hattrick untuk Timnas Indonesia U-15 saat kalah 3-7 dari Australia pada babak penyisihan grup Piala AFF U-15 2017.

Pada Piala AFF 2017, Timnas Indonesia U-15 tersingkir di fase grup setelah hanya menempati peringkat kelima dari enam peserta Grup A Piala AFF. Namun, berkat turnamen itu, talenta Bagus makin terasah.

Bagas juga demikian. Kakak dari Bagus tersebut bermain impresif di pos bek sayap kanan Timnas Indonesia U-15. Dia berani menusuk pertahanan lawan dan disiplin saat bertahan.

Pada tahun pertamanya bersama Timnas Indonesia U-16, Bagus bukan andalan utama dalam mencetak gol. Pelatih Fakhri Husaini lebih memercayai Sutan Zico sebagai penyerang tengah, sementara Bagus menjadi winger kanan. Alhasil, produktivitasnya kurang terlihat.

Saat mengantar Timnas Indonesia U-16 lolos dari babak Kualifikasi Piala AFC U-16 2018 pada September 2017, Bagus hanya mengemas tiga gol, sementara Zico mengumpulkan sepuluh gol.

Fakhri pernah berkelakar mengenai perbedaan Bagas dan Bagus, kembar identik yang menyusahkan orang untuk membedakannya.

“Satu-satunya kerugian itu saya tidak bisa membedakan mana Bagas, mana Bagus di situ saja. Lainnya keuntungan untuk saya memiliki mereka berdua,” ujar Fakhri pada Agustus 2018.

Bagus Makin Matang

Ketajaman Bagus baru kian menjadi-jadi pada Piala AFF U-15 2018. Dia bersama Bagas sukses mengantar Timnas Indonesia U-15 meraih trofi pertama pada sepanjang keikutsertaan pada turnamen tersebut.

Total, Timnas Indonesia U-15 membukukan 23 gol sepanjang turnamen, dengan 13 di antaranya tercipta atas nama Bagus.

Kegemilangan Bagus tidak berlanjut tatkala Timnas Indonesia U-16 mengarungi Piala AFC U-16 2018 di Malaysia. Dia dan Bagas memulai turnamen dengan meyakinkan setelah menyumbangkan masing-masing satu gol untuk kemenangan 2-0 atas Iran U-16.

Hingga Timnas Indonesia U-16 lolos ke babak perempatfinal dan tunduk 2-3 dari Australia, pundi-pundi gol Bagus tiba-tiba kering.

Jika acuan Bagus sebagai penyerang adalah statistik mencetak gol, maka Bagas dapat dinilai dengan bagaimana ketangguhan lini belakang Timnas Indonesia U-16.

Sampai babak penyisihan Piala AFC U-16 2018 berakhir, tim berjulukan Garuda Asia itu hanya kebobolan sekali dan tiga kali dijebol Australia pada babak delapan besar.

Era Garuda Select

Kemampuan Bagas dan Bagus membuat keduanya terpilih masuk ke skuat Garuda Select, program akselerasi buah kerja sama antara PSSI dengan Mola TV yang mengirim 24 pemain U-16 ke Inggris pada Januari 2019.

Selama berlatih beberapa bulan di Inggris, Bagas dan Bagus menunjukkan kemampuan pesat. Alhasil, keduanya menjadi incaran klub Eropa. “Beberapa klub Eropa bahkan sudah berminat kepada mereka,” kata Direktur Teknik Garuda Select, Dennis Wise, pada Oktober 2019.

Pulang dari Garuda Select, Bagas dan Bagus dipromosikan ke Timnas Indonesia U-18 untuk berlaga di Piala AFF U-18 2019 dengan Fakhri Husaini sebagai pelatih. Pada turnamen itu, Timnas Indonesia U-19 harus puas menempati peringkat ketiga.

Gagal mengantar Timnas Indonesia U-18 menjadi juara, Bagus tetap mengakhiri turnamen dengan penghargaan top scorer setelah menorehkan lima gol.

Saat Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021, banyak pihak meyakini era Bagas dan Bagus bakal menjadi tulang punggung Timnas Indonesia U-20 untuk turnamen itu. Keduanya dianggap sebagai simbol pemain muda saat ini.

“Sekarang ini yang kami persiapkan untuk Piala Dunia U-20 2021 dan Olimpiade 2024 adalah generasi Bagas Kahfa dan Bagus Kahfi, dua pemain Timnas Indonesia U-19 saat ini,” ujar anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI periode 2014-2019, Refrizal.

“Rata-rata usia mereka baru 18 tahun saat Piala Dunia U-20 2021 dan untuk Olimpiade 2024 batas usianya 23 tahun. Tambah lima tahun dari sekarang jadi saya rasa usia mereka pas,” tutur Refrizal.

Bagas dan Bagus kembali terpilih masuk ke skuat Garuda Select angkatan kedua yang akan berlatih di Italia dan Inggris pada Oktober 2019-April 2020, namun Bagas menolak. Hanya Bagus yang berangkat ke Negeri Ratu Elizabeth.

Sebelum Garuda Select menawari keduanya untuk kembali bergabung, Bagas dan Bagus terlanjur menandatangani kontrak bersama Barito Putera selama tiga tahun.

Lain Bagus yang menerima pinangan Garuda Select, Bagas malah tidak mau membuang kesempatan untuk membela Barito Putera di level senior.  Alasan itu yang membuatnya menampik ajakan untuk berlatih di Inggris.

Bersama Garuda Select angkatan kedua hingga Maret 2020, Bagus melejit menjadi pencetak gol terbanyak. Total, penyerang berusia 18 tahun itu mengemas 16 gol, unggul tujuh gol dari rekannya, Rafli Asrul.

Cedera Parah

Sayang, saat sedang tajam-tajamnya tampil bersama Garuda Select II, Bagus mendapatkan musibah. Dia dihantam cedera patah pergelangan kaki dan pergeseran ligamen yang memaksanya absen hingga delapan bulan.

Hati Bagas ikut terluka melihat saudara kembarnya itu menderita cedera parah. Ia berdoa agar Bagus dapat melewati musibah dengan tabah.

Bagus Kahfi mengalami cedera patah pergelangan kaki dan pergeseran ligamen ketika membela Garuda Select dalam pertandingan melawan Reading U-18 di Bearwood Park, Selasa (3/3/2020).

Saat duel udara, ia didorong oleh pemain lawan sehingga salah tumpuan yang menyebabkan cedera parah itu terjadi.

“Untuk adikku sekaligus kembaranku, Bagus Kahfi. Jalani semuanya dengan ikhlas supaya berkah. Doa keluarga dan orang-orang selalu mengalir untuk Bagus Kahfi. Banyak yang sayang sama Bagus Kahfi. Semoga cepat sembuh anak hebat,” tulis Bagas Kaffa pada akun Instagramnya, @bagaskaffaa. {bola}