Politisi Demokrat: Di Negeri Sontoloyo Para Buzzer Berkuasa, Intelektual Mati Kutu

Politisi Partai Demokrat yang juga anggota Komisi III DPR RI, Benny K Harman mempertanyakan mengapa di zaman demokrasi ini masih banyak `buzzer` yang berkeliaran di dunia maya. Buzzer ini menurutnya terus ikut merongrong membuat kaum intelektual mati kutu menghadapi mereka.

“Apa kabar republik. Di zaman demokrasi gini, di republik sontoloyo, pasukan hantu alias buzzers berkeliaran di mana-mana di dunia maya untuk memerangi para pengkritiknya. Kaum intelektual mati kutu menghadapi mereka,” kata Benny dilansir dari laman Twitter-nya, Senin, (8/6/2020).

“Ini kreatifitas demokrasi atau ekspresi rasa takut? Liberte!” tambah Benny.

Ia juga mengatakan, buzzer ini seperti virus COVID-19 yang muncul tidak terdeteksi dan merusak tatanan demokrasi.

“Ada yang tanya, apa betul istana punya buzzers? Tanya istana, jawabku. Kalau ada, buzzer itu daya rusaknya seperti virus corona. Sulit dideteksi. Covid merusak kesehatan dan ancam nyawa manusia, buzzer itu merusak demokrasi, antipati Pancasila dan mengancam keutuhan negara,” kata Benny.

Sebelumnya hal yang sama diungkapkan ekonom Rizal Ramli yang mendapat pertanyaan keras dari netizen mengenai sepak terjang buzzer di sosial media yang kerap melakukan kebohongan publik.

Rizal mengatakan, kekuatan saat ini merupakan kekuatan digital yang sebenarnya rapuh dan mudah dipatahkan.

“Kekuatan status-quo ini hanya digital, pencitraan & BuzzerRp & Influenser- influenser nora dengan argumen-argumen miskin kosa-kata, bodoh tapi vulgar. Intinya, kita itu harus berlindung pada Tuhan, bukan buzzer, saya bingung ya.. kok bisa ada orang berlindung pada buzzer,” tutur Rizal. {nkri}