Ia menjelaskan lebih jauh mengenai istilah yang ia buat tersebut. Katanya, duitokrasi berasal dari kata ‘duit’. “Jadi artinya ya demokrasi Indonesia dibunuh oleh politik uang,” tegasnya.
Namun, mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia itu mengatakan, politik uang yang dimaksud dari istilah duitokrasi bukan sekadar memperjualbelikan suara rakyat (vote buying), tetapi memiliki arti yang lebih luas.
“Kalau kita sering menyebut politik uang itu sebenarnya yang dimaksud adalah vote buying. Padahal enggak, di dalamnya itu ada money politic, electoral corruption, ada political corruption dan banyak lagi yang lain,” ungkapnya.
Bahkan praktik duitokrasi ini bisa disaksikan saat calon presiden dan wakil presiden tengah mencari dukungan dari partai politik, karena imbas dari keberadaan presidential treshold. “Ini semua termasuk jenis-jenis korupsi pemilu,” tegasnya.