News  

Pengamat Intelijen Khawatir Pertikaian Sengit Kader PDIP Vs Massa Loyal Alumni 212

Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta mengungkapkan kekhawatirannya akan potensi pertikaian sengit antara massa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan massa Persaudaraan Alumni atau PA 212 cs.

Stanislaus khawatir, jika konflik ini berlanjut maka akan terjadi peristiwa saling serang yang lebih parah ketimbang aksi 212 ataupun momen Pilpres sebelumnya.

“Sangat mungkin, apalagi jika kapitalisasi isu komunis ini bisa menggalang dan membangkitkan kelompok berbasiskan agama, massa kelompok tersebut militan dan jumlahnya besar.”

“Saya juga mengkhawatirkan hal tersebut (pertikaian antara kedua belah pihak) terutama jika tidak ada langkah hukum atau mediasi,” kata Stanislaus saat dihubungi Tagar, Jumat, 26 Juni 2020.

Ia mengingatkan mengenai masalah ini sebaiknya kedua belah pihak yang tengah bertikai bisa segera mendinginkan suasana. Menurutnya perlu ada pembicaraan di antara keduanya untuk menentukan kesepakatan, mengambil jalan tengah.

“Saat ini para elit kedua kelompok sebaiknya menahan diri, dan menyerahkan proses kepada penegak hukum. Tidak perlu ada yang memprovokasi, saat ini paling penting justru fokus pada penanganan Covid-19,” ucap dia.

Namun, jika konflik tidak bisa diredam, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi pertikaian yang lebih besar. Mengingat aksi beberapa waktu lalu dapat menjadi gambaran bukti militansi suatu kelompok besar yang ada di Tanah Air.

“Sangat mungkin, apalagi jika kapitalisasi isu komunis ini bisa menggalang dan membangkitkan kelompok berbasiskan agama, massa kelompok tersebut militan dan jumlahnya besar,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengeluarkan surat perintah harian kepada kadernya di seluruh Indonesia, pasca dugaan pembakaran bendera partai berlogo kepala banteng moncong putih itu oleh sekelompok massa penolak RUU HIP, Jakarta, Rabu, 24 Juni 2020.

“Ya benar, ibu ketua umum (Megawati) mengeluarkan surat perintah harian,” kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 25 Juni 2020.

Surat yang ditandatangani Megawati itu berisikan agar kader PDIP di seluruh Indonesia untuk siap siaga namun tetap mengedepankan proses hukum terhadap kasus pembakaran bendera partai.

Teranyar, Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman menilai kondisi saat ini sudah siaga I bagi aliansi nasional anti komunis (Anak NKRI) pascakejadian pembakaran bendera PDI Perjuangan saat aksi demonstrasi penolakan  RUU HIP di depan Gedung MPR/DPR, Jakarta, 24 Juni 2020.

Munarman mengimbau kepada seluruh komponen Anak NKRI termasuk pemuda, pemudi, dan seluruh laskar yang bernaung di setiap organisasi kemasyarakatan jangan pernah gentar dan ragu.

“Kumandangkan jihad qital apabila serangan dilakukan oleh kaum komunis Trisila dan Ekasila. Sosialisasikan terus ciri komunis Trisila dan Ekasila ke seluruh pelosok daerah agar segenap rakyat Indonesia tahu dan waspada. Jangan pernah gentar dan ragu,” kata Munarman, Jumat, 26 Juni 2020. {tagar}