News  

Tujuh Anak Buah Menkes Terawan Mundur Dari Jabatannya, Ada Apa?

Menteri Kesehatan Terawan masih membuat berita. Setelah ‘disentil’ Presiden Jokowi akibat penyerapan anggaran kesehatan yang masih rendah di tengah pandemi Covid-19 di Indonesia, kini anak buahnya mundur dari jabatannya.

Sebanyak tujuh orang pejabat eselon I dan II di Kementerian Kesehatan mundur dari jabatannya. Mereka beralih posisi menjadi jabatan fungsional dokter ahli.

Salah satu di antaranya yaitu Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan (Dirjen Yankes) Kemenkes, Bambang Wibowo. Dia resmi mundur dan beralih jabatan fungsional sebagai Dokter Pendidik Klinis Ahli Utama.

Selain Bambang, ada enam nama lainnya yang dinyatakan beralih jabatan. Dari jajaran Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan sendiri ada empat nama lain yang juga menyatakan mundur.

Dikutip dari detik.com (16/07/20), mereka adalah Sekretaris Ditjen Pelayanan Kesehatan Agus Hadian Rahim, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Tri Hesy Widyastoeti, Hadi Pranoto, dan Yuliatmoko Suryatin. Keempatnya kini menjabat sebagai Dokter Pendidik Ahli Klinis Utama Kementerian Kesehatan.

Nama lain dari Sekretariat Jenderal Kemenkes, Desak Made Wismarini, yang kini menjabat sebagai Arsiparis Ahli Utama.

Sementara satu orang dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenkes Indirawati Tjahja Noto Hartojo kini menduduki jabatan sabagai Peneliti Ahli Utama.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyebut pergantian atau mutasi pejabat adalah hal yang biasa. Terawan juga secara khusus mengucapkan rasa terima kasih kepada Bambang Wibowo atas kinerjanya sebagai Ditjen Yankes selama ini.

“Khusus kepada dr. Bambang, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas pengabdian dan dedikasi yang tinggi yang telah saudara berikan sebagai Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan sejak 2016. Selamat bertugas kembali sebagai pejabat fungsional Dokter Pendidik Klinis Ahli Utama,” kata Terawan, Kamis (16/07/20).

Sebelumnya, polemik penyerapan anggaran penanganan pandemi virus corona di sektor kesehatan yang masih rendah menjadi sorotan masyarakat beberapa waktu lalu.

Menanggapi masalah tersebut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto akhirnya angkat bicara saat Rapat Badan Anggaran melalui video conference bersama DPR, Rabu (15/7/2020).

Menurutnya penyerapan anggaran yang masih kecil menunjukan bahwa jumlah pasien yang ada masih sedikit.

“Kalau penyerapan kurang kan berarti pasiennya sedikit. Santunan juga kalau penyerapannya kurang berarti yang meninggal sedikit, untuk tenaga kesehatan,” ungkap Terawan.

Ia mengatakan serapan anggaran penanganan pandemi virus corona di sektor kesehatan akan banyak jika jumlah pasien yang sakit dan tenaga medis yang meninggal lebih banyak.

Dalam artian, penyerapan anggaran ini bergantung pada perkembangan kasus penularan Covid-19 selama ini.

“Jadi ini memang berbeda dengan penyerapan belanja modal dan barang,” imbuhnya.

Diketahui realisasi belanja kesehatan dalam penanganan pandemi virus corona per 8 Juli 2020 baru sebesar Rp4,48 triliun.

Jumlah tersebut setara 5,12 % dari total dana yang dialokasikan sebesar Rp87,55 triliun.

Sementara itu, berdasarkan data dari www.covid19.go.id per 16 Juli 2020 pagi tercatat total 80,094 kasus positif yang terkonfirmasi.

Dimana angka kematian mencapai 3,797 kasus, yang sembuh 39,050 kasus, dan sisanya masih harus mendapatkan perawatan.

Sebelumnya Presiden Jokowi sempat marah dan jengkel terkait penyerapan anggaran kesehatan yang masih juga belum optimal.

“Misalnya saya beri contoh. Bidang kesehatan, dianggarkan Rp 75 triliun. Baru keluar 1,53 % coba. Uang beredar di masyarakat ke-rem ke situ semua. Segera itu dikeluarkan dengan penggunaan yang tepat sasaran. Sehingga men-trigger ekonomi,” kata Jokowi, dikutip dari Kompas.com (18/6/2020).

Jokowi juga meminta agar pembayaran untuk klaim rumah sakit terkait penanganan virus corona agar dipercepat.  Begitu juga dengan insentif tenaga medis yang diminta segera dicairkan.

“Pembayaran tunjangan untuk dokter, dokter spesialis, untuk tenaga medis, segera keluarkan. Belanja untuk peralatan segera keluarkan. Ini sudah disediakan Rp 75 triliun seperti itu,” tegas Presiden. {GRID}