News  

Mentan SYL Sebut Pandemi Corona Bagus Untuk Pertanian

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pandemi virus Corona (COVID-19) berdampak baik untuk sektor pertanian. Ia mengatakan, di tengah keterpurukan berbagai sektor bisnis, hanya sektor pertanian yang terus tumbuh selama pandemi Corona.

“COVID-19 ini bagus untuk pertanian. Nggak ada bisnis yang bisa jalan. Ini pengalaman saya jadi Gubernur. Dua kali saya menghadapi krisis, yang jalan itu pertanian.”

“Orang lain nggak bisa membeli mobil di sini, cuma 10-20% pada waktu itu. Di Sulawesi Selatan pembelian mobil masih di atas 40%, 50% sampai 80%. Kenapa? Karena pertaniannya jalan,” kata Syahrul dalam dalam webinar Seller Market Orientation Kadin, Rabu (22/7/2020).

Menurut Syahrul, perekonomian Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan jika sektor pertaniannya terus dioptimalisasi. Oleh karena itu, ia mengajak para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia untuk mewujudkan hal tersebut.

“Negara ini hanya bisa jalan kalau pertaniannya kita optimalisasi. Dan saya siap, intinya saya siap. Konkretnya seperti apa, yuk buat feasibility studies-nya. Kita serbu, aku back up. Dan kayaknya di bawah Menteri Pertanian cukuplah yang kayak gitu,” tutur Syahrul.

Ia juga bercita-cita menggenjot ekspor pertanian. Syahrul mengatakan, nilai ekspor produk pertanian pada tahun 2019 mulai dari produk perkebunan, hortikultura, dan sebagainya baru tembus Rp 400 triliun. Ia mengajak para pengusaha untuk menggenjotnya menjadi Rp 1.000 triliun.

“Tahun lalu ekspor kita sekitar Rp 400 triliun. Kita buat sampai Rp 1.000 triliun yuk. Saya siap. Kita punya komoditas yang luar biasa. Seller market itu saya setuju banget.”

“Orang Eropa, Amerika Serikat (AS), Jerman, bahkan di Asia cari itu buah, sayur, bahkan beras kita dicari. Kemudian tanah kita subur banget. saya siap. dan saya Menteri untuk kerja, nggak main-main,” ucapnya.

Syahrul pun membeberkan kegiatan ekspor beras premium sampai ke Korea Selatan dan Filipina yang pernah dicapainya.

“Siapa bilang negara lain tidak butuh beras kita? Saya di Makassar ekspor sampai ke Korea Selatan di saat orang nggak tahu. Ke Filipina. Saya tanam beras premium utama, bukan premium biasa. Itu saya minta restu khusus dari Presiden. Ini juga bisa begitu,” urainya.

Oleh sebab itu, ia bertekad untuk melanjutkan ekspor beras, namun tetap utamanya memenuhi kebutuhan dalam negeri. Menurut Syahrul, saat ini sudah ada 2 negara yang berminat akan beras produksi dalam negeri.

“Kalau kebutuhan dalam negeri bisa saya cukupi, ayo kita buat beras ekspor yuk. Oleh karena itu after COVID-19, orang berebut beras. Kita buat dalam negeri sudah cukup.”

“Permintaan yang ada kemarin itu dari Kongo dan Malaysia, saya mau siapkan. Ayo Kadin tangkap itu. Karena saya kan nggak bisa berdagang, saya hanya mendukung pedagang dan petani,” tandas dia.