News  

Bakal Diberi Penghargaan Oleh Jokowi, Ini Daftar Kritik Keras Fahri Hamzah dan Fadli Zon

Fahri Hamzah dan Fadli Zon diganjar bintang jasa oleh Presiden Jokowi dalam rangka HUT ke-75 RI. Padahal selama ini, duet Fahri dan Fadli dikenal kerap melontarkan kritik keras kepada Jokowi.

Sebagaimana diketahui, ketika masih menjadi pimpinan DPR, Fahri Hamzah dan Fadli Zon menjadi oposisi bagi pemerintahan Jokowi. Pada periode DPR 2014-2019, Fahri masih bergabung dengan PKS dan partai tempat bernaung Fadli Zon, Gerindra, masih jadi oposisi.

Fahri dan Fadli saat itu getol sekali mengkritik pemerintahan Jokowi. Seolah-olah tiada hari tanpa mengkritik Jokowi.

Jokowi pun sempat disebut merindukan kritik Fahri. Hal tersebut terungkap dari penuturan Sekjen Partai Gelora Mahfudz Siddiq ketika Fahri bersama rombongan Partai Gelora berkunjung ke Istana pada Senin (20/7).

Namun, siapa sangka, meskipun kerap mendapat kritik pedas dari duet Fahri dan Fadli, Jokowi kini justru menghadiahi keduanya dengan bintang jasa.

Menko Polhukam Mahfud Md melalui akun Twitter-nya menyebut Fadli dan Fahri akan mendapat penghargaan itu pada momen peringatan kemerdekaan RI 17 Agustus.

“Dalam rangka HUT Proklamasi RI ke-75, 2020, Presiden RI akan memberikan bintang tanda jasa kepada beberapa tokoh dalam berbagai bidang. Fahri Hamzah @Fahrihamzah dan Fadli Zon @fadlizon akan mendapat Bintang Mahaputera Nararya. Teruslah berjuang untuk kebaikan rakyat, bangsa, dan negara,” kata Mahfud lewat akun @mohmahfudmd, Senin (10/8/2020).

Berikut ini daftar kritik pedas Fahri Hamzah dan Fadli Zon kepada Jokowi yang justru berbuah bintang jasa.

Kritikan Fahri ke Jokowi

1. Masalah Istilah Bilateral

Penggunaan istilah ‘bilateral’ yang dipakai Presiden Jokowi saat bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino pada 2019 dikritik Fahri Hamzah. Eks pimpinan DPR ini menyebut bilateral dipakai untuk konteks pertemuan dua negara.

“Setahu saya istilah bilateral itu hanya untuk negara. FIFA bukan negara kan? Wallahualam,” kata Fahri lewat Twitter, Minggu, 3 November 2019.

Selain Fahri, warganet turut mengkritik istilah bilateral yang digunakan Jokowi. Mereka menyoroti posting-an Jokowi lewat kolom komentar.

Pertemuan Jokowi dengan Gianni digelar di sela-sela KTT ASEAN yang digelar di Bangkok, Thailand. Jokowi membahas penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021.

2. Kartu Pra Kerja hingga Bonus Timnas

Fahri Hamzah pernah meragukan program Kartu Pra Kerja yang diluncurkan Presiden Joko Widodo. Fahri bahkan menyebut program itu hanya omong kosong.

“Dari mana dia (Jokowi) mau dapat duit? ASN dia janjikan, nggak ada. Honorer nggak angkat, subsidi kita dicabut, BPJS kita bangkrut, sudahlah, omong kosong itu,” kata Fahri di Al Jazzeerah Polonia, Jalan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Minggu, 3 Maret 2019.

Fahri lalu menyebut banyak dana yang belum diberikan Jokowi kepada masyarakat. Salah satu yang disebut Fahri yakni bantuan untuk korban bencana alam.

“Dia (Jokowi) belum bayar saja masih banyak. Saya mengirimkan tim ke daerah-daerah bencana, dia nggak bayar itu. Dia tahan, dia pakai sistem kelompok atau apa intinya dia nggak mau keluarin uang. Orang itu tinggal di tenda, orang itu tinggal di rumah bocor, kasih duitnya, itu sudah ada duitnya,” ungkitnya.

Selain itu, Fahri menyebut bonus yang dijanjikan untuk timnas Indonesia yang menjuarai AFF U-22 juga bohong. Menurut Fahri, uang negara sudah habis.

“Nggak masuk akal, ini bohong, duitnya sudah habis, Sri Mulyani sudah teriak, saya tahu,” ujar Fahri saat itu.

3. Gubernur Harus Izin Saat Nyapres

Ketika menjelang Pilpres 2019, Jokowi meneken peraturan pemerintah tentang kepala daerah yang dijadikan calon presiden/wakil presiden harus meminta izin presiden. Ketika itu, Fahri menilai peraturan itu menunjukkan Jokowi bukan seorang negarawan.

“Itu yang menandakan kalau Jokowi itu bukan negarawan. Dia politisi blek, blek,” ujar Fahri di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu, 25 Juli 2018.

Fahri berpendapat penandatanganan peraturan itu sangat tidak etis dilakukan Jokowi. Sebab, Jokowi terkesan membuat peraturan yang memudahkan dia bertarung pada pilpres mendatang.

4. Kartu Merah untuk Jokowi

Fahri Hamzah mengkritik pemerintahan Jokowi-JK dengan mengeluarkan kartu merah. Menurut Fahri, pemerintah sudah kehilangan arah.

“Ada angkat kartu kuning. Saya sudah ada kartunya (merah),” kata Fahri dalam acara musyawarah kerja Nasional I Alumni KAMMI bertema ‘Arah Baru Indonesia’ di Royal Hotel Kuningan, Jalan Kuningan Persada, Jakarta, Sabtu, 3 Februari 2018.

“Lihat saja, kalau salah arah, pemain dikeluarin semua saja,” imbuh Wakil Ketua DPR ini.

1. Kemacetan Mudik 2018

Fadli Zon pernah mengkritik pemerintah Jokowi soal mudik 2018. Fadli menyatakan kemacetan parah terjadi pada mudik tahun ini. Menurutnya, hal itu disebabkan kegagalan pemerintah memprediksi puncak kemacetan.

“Kemacetan parah juga menandakan kegagalan pemerintah memprediksi puncak kemacetan,” kata Fadli Zon dalam keterangan pers tertulis, Kamis (21/6/2018).

Fadli pun menilai pemerintah terlalu menggembar-gemborkan pembangunan jalan tol. Ternyata, menurut Fadli, jalan tol bukan solusi kemacetan mudik.

Dia juga menyinggung penerapan contraflow panjang saat mudik. Menurutnya, masyarakat yang terganggu oleh contraflow tentu dirugikan karena sudah membayar tarif jalan bebas hambatan tapi tak mendapatkan kebebasan dari hambatan.

Sedangkan pengelola jalan tol mendapat keuntungan dari volume kendaraan yang tinggi.

2. Pembangunan Infrastruktur

Saat menjelang hari pencoblosan Pilpres 2019, Fadli Zon mengaku tak takut saat Jokowi memaparkan keberhasilan pembangunan infrastruktur selama periode pertama pemerintahannya. Fadli Zon justru mengkritik kebutuhan pokok di era Jokowi yang semakin mahal.

“Lihat nanti, tapi kalau kita lihat masyarakat juga kan nggak bisa makan infrastruktur, makannya nasi dan sembako dan kebutuhan yang semakin mahal, sementara daya beli turun,” ucapnya kepada wartawan di Seknas Prabowo-Sandi, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2019).

3. Pencitraan Jokowi

Fadli Zon juga sempatkan melontarkan kritik pedas kepada Jokowi yang kembali maju dalam Pilpres 2019. Fadli menyebut Jokowi terlalu sering melakukan pencitraan.

“Terjadi gimik-gimik pencitraan, menurut saya menghina intelektualitas kita,” ucap Fadli Zon dalam diskusi di Seknas Prabowo-Sandi, Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2019).

Fadli menyebut salah satu pencitraan yang salah adalah foto keluarga Jokowi di Kebun Raya Bogor. Baginya, terlalu banyak wartawan yang ikut dalam sesi foto tersebut.

“Misalnya mau berikan pencitraan sebagai keluarga harmonis di Kebun Raya Bogor, tapi wartawannya terlalu banyak, harusnya kan wartawannya 2 atau 3 nanti di-share, ini sampai 100 orang sehingga bocor pencitraan ini,” ucap Fadli.

4. Angka PDB Ekonomi RI

Meskipun Prabowo sudah masuk ke dalam kabinet Jokowi, kritik Fadli ternyata belum kendur. Yang terbaru, Fadli menilai pemerintah gagal menetapkan prioritas kebijakan dalam menangani pandemi.

Kini, sebut dia, ada dua masalah yang sedang dihadapi pemerintah, yakni pandemi dan resesi ekonomi.

“Pemerintah terbukti lamban dan salah resep dalam mengantisipasi terjadinya krisis, baik terkait pandemi maupun eksesnya bagi perekonomian nasional.”

“BPS sudah mengumumkan bahwa PDB kita pada kuartal II kemarin minus 5,32 persen. Angka ini jauh lebih buruk daripada ekspektasi pemerintah, yang sebelumnya memperkirakan hanya akan minus 4,3-4,8 persen saja,” kata Fadli kepada wartawan, Jumat (7/8).

Fadli yakin kondisi ekonomi Indonesia lebih merosot. “Nyatanya, perekonomian kita merosot lebih buruk dari itu. Ini adalah peringatan agar kita waspada terhadap narasi optimistis yang selalu didengungkan pemerintah,” imbuhnya. {detik}