Bangun RS Internasional, Luhut Bakal Permudah Dokter Asing Masuk Indonesia

Pemerintah berencana membangun rumah sakit internasional dan mempermudah dokter spesialis asing masuk ke Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) Luhut Panjaitan mengatakan hal ini dilakukan agar masyarakat yang berkeinginan mendapat pengobatan khusus tak perlu pergi ke negara lain.

Ia mengatakan kemudahan bagi dokter asing itu akan dilakukan dengan memberikan visa khusus kepada mereka supaya proses administrasi yang diperlukan untuk masuk ke Indonesia bisa lebih mudah.

“Kami sudah pertimbangkan visa itu untuk orang-orang spesifik, kerjanya, saya kira enggak perlu (ribet). Dan kemudian boleh ada multiple visa buat spesifik orang-orang yang kita butuhkan untuk kegiatan dalam negeri,” kata Luhut dalam webinar yang digelar Apindo, Kamis (13/8).

Luhut mengklaim rencana itu sudah disetujui Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Presiden (Jokowi) sudah setuju kami akan buka RS internasional. Jadi, dokter-dokter yang kelas 1 bisa praktek dan transfer teknologi dengan dokter kita sehingga orang kita tidak habiskan (uang) untuk pengobatan keluar negeri,” ujarnya.

Menurut Luhut, Indonesia bisa meniru beberapa negara di Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia hingga Australia yang rumah sakitnya kerap jadi rujukan masyarakat untuk berobat.

Hal ini juga bertujuan untuk mengembangkan kualitas rumah sakit di Indonesia. “Jadi, semua saya pikir dalam konteks kebutuhan nasional, kami benchmarking saja ke negara-negara sekitar kita,” imbuhnya.

Luhut mengatakan pembangunan rumah sakit internasional tersebut kemungkinan akan dikerjasamakan dengan rumah sakit di negara lain yang punya reputasi bagus.

“Kami ingin engage dengan RS terkenal seperti Mayo (Clinic), apakah John Hopkins, apakah bisa RS terkenal lain,” terangnya.

Menurut Luhut, di masa pandemi ini, orang-orang yang tak bisa bepergian ke luar negeri merupakan potensi pasar di bidang kesehatan. Potensi itu belum bisa dioptimalkan karena kemampuan rumah sakit di Indonesia masih terbatas.

“Orang yang berobat ke Singapura, ke Malaysia sana, Penang segala macam kan enggak berobat. Itu kami hitung mungkin miliaran dolar. Itu kami ingin dibelanjakan di dalam negeri,” tandasnya. {CNN}