Kini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tarik rem darurat dengan perketat pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Mengenai Anies rem darurat PSBB DKI Jakarta, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Slamet Budiarto memberikan usulan.
Diusulkan Slamet Budiarto, sebaiknya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan PSBB selama tiga pekan.
“Saya sebagai ketua IDI DKI sekaligus sebagai Waketum PB IDI mengusulkan PSBB dilakukan minimal tiga minggu,” kata Slamet saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/9/2020).
Usulnya itu didasarkan pada masa inkubasi virus corona sekaligus masa transisi ke arah kesembuhan. “Masa inkubasi itu kan 14 hari. Kemudian ada transisi seminggu. Jadi biar tuntas,” ujar Slamet.
“Jadi kenapa cuma seminggu? Karena masih ada orang yang keluar juga di 11 bidang. Jadi IDI mengusulkan minimal tiga minggu,” lanjut dia.
Pada dasarnya, IDI mendukung penuh keputusan Pemprov DKI untuk memberlakukan kembali PSBB seperti awal pandemi.
“Walaupun dalam menetapkan ini kami belum dilibatkan, tapi kami mendukung penuh,” kata Slamet.
Menurut Slamet, PSBB adalah langkah yang paling tepat diambil untuk menekan jumlah kasus Covid-19.
“Tidak ada jalan lain, selain melakukan PSBB ketat lagi. Ini kan keadaannya overload, angka kematian menanjak lagi sehingga perlu kebijakan yang progresif untuk segera mengendalikan infeksi ini,” ujar Slamet.
“Kalau terus berlangsung seperti ini, maka rumah sakit overload, tenaga kesehatan akan kelelahan dan mudah tertular jadinya,” lanjut dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengambil keputusan menarik rem darurat atau kembali menerapkan penerapan sosial berskala besar (PSBB) secara ketat atau PSBB ketat.
Keputusan tersebut memang cukup mengagetkan karena Jakarta kembali PSBB ketat seperti awal pandemi Covid-19.
Rem darurat diumumkan Anies dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Pemprov DKI, Rabu (9/9/2020).
“Tidak ada banyak pilihan bagi Jakarta, kecuali untuk menarik rem darurat sesegera mungkin”
“Dalam rapat gugus tugas percepatan pengendalian covid 19 di Jakarta, disimpulkan bahwa kita akan menarik rem darurat”
“yang itu artinya kita terpaksa kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar seperti pada masa awal pandemi dulu,” kata Anies.
Update Kasus Covid-19 di Indonesia 10 September 2020
Jumlah pasien Virus Corona (COVID-19) di Indonesia bertambah 3.861 orang, per Kamis (10/9/2020).
Sehingga, hari ini total ada 207.203 kasus positif. Hal itu seperti dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id.
Sementara, jumlah pasien sembuh bertambah 2.310 orang, sehingga total pasien sembuh ada 147.510 orang.
Sedangkan pasien yang meninggal bertambah 120 orang, sehingga total ada 8.456 pasien Covid-19 yang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 10 September 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 50.671 (23.9%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 37.093 (18.4%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 16.508 (7.9%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 13.668 (6.4%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 13.032 (6.5%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 9.078 (4.5%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 8.110 (3.9%)
BALI
Jumlah Kasus: 6.834 (3.2%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 5.447 (2.6%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 4.890 (2.4%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 4.276 (2.1%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 4.064 (2.1%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 3.402 (1.6%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 3.124 (1.4%)
RIAU
Jumlah Kasus: 3.163 (1.3%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 2.901 (1.5%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 2.887 (1.4%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 2.269 (1.1%)
ACEH
Jumlah Kasus: 2.258 (1.0%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 2.248 (1.1%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 1.911 (1.0%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 1.767 (0.9%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 1.695 (0.8%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 1.340 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 970 (0.5%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 728 (0.4%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 509 (0.2%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 458 (0.2%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 456 (0.2%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 400 (0.2%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 309 (0.2%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 263 (0.1%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 261 (0.1%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 213 (0.1%). {tribun}