Kualitas MotoGP Dinilai Turun Tanpa Marquez, Dovizioso Marah Besar

Pembalap Tim Ducati, Andrea Dovizioso, akhirnya menunjukkan kemarahan besar saat kualitas MotoGP 2020 dinilai mengalami penurunan. Pandangan itu muncul lantaran MotoGP 2020 telah kehilangan sang juara bertahan yakni Marc Marquez.

Di luar sosok Marquez yang merupakan juara bertahan, pembalap Tim Repsol Honda itu memang telah dianggap sebagai bintang besar di kelas MotoGP. Apalagi dominasinya pada musim lalu membuat banyak pihak mengagungkan namanya.

Karena itu, ketika MotoGP 2020 harus kehilangan sosok Marquez, maka banyak orang beranggapan kualitas balapan musim ini menurun. Hal itu pun membuat Dovizioso merasa geram. Apalagi sebagai pemimpin klasemen sementara musim ini, Dovizioso merasa sakit hati.

Padahal jika menilik dari hasil MotoGP musim ini, suasana menjadi ketat dan menarik. Sebanyak enam pemenang pun telah hadir dari tujuh seri balapan yang telah berlangsung. Karena itu, Dovizioso justru merasa heran banyak orang mengagungkan nama Marquez.

Dovizioso pun tak menyangkal bahwa Marquez adalah pembalap cepat, tetapi hasil musim lalu tidak serta merta dijadikan patokan. Ia merasa Marquez belum membuktikan diri pada musim ini karena kondisi ban juga turut berpengaruh,.

“Jadi karena itu (absennya Marquez) maka level kompetisi menjadi rendah? Menurut saya, hanya para pembalap yang berbicara soal rendah atau tingginya level,” ungkap Dovizioso, mengutip dari GP One, Selasa (22/9/2020).

“Itu karena Anda tidak tahu semua detailnya jika Anda tidak berada di atas motornya, jadi Anda seharusnya fokus dengan detail lain dan tidak berbicara soal hal ini,” tambahnya.

“Salah jika menyebut kejuaraan ini berada di level yang rendah. Lihat saja bagaimana ketatnya persaingan antarpembalap. Ini bisa berarti dua hal, entah kualitas semua pembalap MotoGP buruk atau mereka benar-benar kuat,” lanjutnya.

“Tentu saja ia (Marquez) sangat cepat di Jerez, tetapi jika kita menganalisisnya secara logika, bagaimana penampilannya saat tes di Qatar? Sangat buruk,” sambungnya.

“Jerez mungkin tidak memebri kita informasi sebenarnya soal potensinya, akan tetapi intinya ban-ban ini telah menyebabkan situasi berbeda. Dari tes ke balapan pertama. Bagi saya ini logis, semua orang boleh memiliki pendapat masing-masing, tetapi inilah data yang objektif,” pungkasnya. {okezone}