Hanya Terpusat Di Eropa, Stoner: Sulit Disebut Kejuaraan Dunia MotoGP 2020

Pandemi Covid-19 menyebabkan Kejuaraan Dunia MotoGP 2020 hanya digelar di Eropa. Jumlah seri pun berkurang dari 21 yang direncanakan, hanya menjadi 14 saja. Karena hanya terpusat di Benua Biru, maka Casey Stoner mempertanyakan keabsahan status sang juara dunia kelak.

Seperti diketahui, CEO Dorna Sports (promotor MotoGP) Carmelo Ezpeleta memastikan tidak ada balapan di luar Eropa pada 2020. Kebijakan itu diambil demi melindungi kru dan pembalap dari ancaman paparan Covid-19.

Karena itu, Dorna Sports dan Federasi Balap Motor Internasional (FIM) merancang kalender balap baru untuk MotoGP 2020. Seluruh 14 seri dipusatkan di Eropa dengan tujuh di antaranya berlangsung di Spanyol.

Sayangnya, kebijakan itu dipertanyakan oleh Casey Stoner. Kendati senang MotoGP 2020 bisa digelar, pria asal Australia itu mempertanyakan status sang juara dunia dan Kejuaraan Dunia MotoGP 2020. Sebab, balapan hanya terpusat di Eropa.

“Saya kesulitan untuk menyebutnya sebagai Kejuaraan Dunia MotoGP pada tahun ini. Anda bisa dua kali balapan di trek yang sama. Jika trek yang dipilih itu cocok dengan individu tertentu, maka itu adalah sebuah keuntungan besar,” tutur Casey Stoner, dikutip dari Motorsport Total, Kamis (1/10/2020).

“Saya sendiri juga bukan seseorang yang senang tidak bepergian keliling dunia dan menyebutnya Kejuaraan Dunia. Namun, balapan-balapan yang digelar sungguh fantastis,” tutup mantan pembalap berusia 34 tahun itu.

Casey Stoner boleh-boleh saja berpendapat demikian. Faktanya, FIM dan Dorna Sports memiliki kontrak yang menyebutkan minimal ada 13 seri dalam semusim untuk disebut sebagai Kejuaraan Dunia. Soal dipusatkan di Eropa, hal itu lebih karena keadaan genting alias force majeur.

Kejuaraan Dunia MotoGP 2020 sendiri hingga seri kedelapan di GP Catalunya berlangsung seru. Dari delapan seri, sudah memunculkan lima pemenang berbeda. Dari lima pemenang itu, hanya tiga yang berasal dari tim pabrikan.

Hal itu membuktikan, MotoGP 2020 sangat kompetitif. Selain ketiadaan Marc Marquez, perubahan kompon ban yang dibawa Michelin turut berpengaruh. Setiap pembalap sama-sama kesulitan untuk menghemat pemakaian ban saat balapan sehingga tidak bisa begitu saja mendominasi. {okezone}