News  

Din Syamsuddin: Ada Gelagat dan Gejala Rezim Mengarah Kediktatoran Konstitusional

Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Din Syamsuddin, menyebut ada penyelewengan atau penyimpangan terhadap nilai dasar negara oleh pihak rezim yang berkuasa.

Tak main-main, menurut Din, penyelewengan dasar negara tersebut makin mengarah pada kondisi kediktatoran yang Din sebut sebagai kediktatoran konstitusional.

“Adanya gejala dan gelagat kekuasaan yang di negara kita mengarah pada constitusional dictatorship,” ujar Din yang hadir daring dalam acara deklarasi KAMI di Provinsi Jambi, Jumat (30/10).

Kediktatoran konstitusional yang dimaksud Din, merupakan tindakan melanggar nilai dasar negara dengan tujuan untuk meneguhkan kekuasaan rezim pemerintahan yang saat ini tengah berkuasa.

“Kediktatoran konstitusional adalah sebuah gejala gelagat mengembangkan kediktatoran dengan bingkai konstitusi adanya UU yang sesungguhnya menyimpang dari nilai-nilai dasar yang semuanya ingin mengukuhkan kekuasaan itu,” jelas Din.

Saking kuatnya kediktatoran itu, Din menduga hal itu kini telah mengubah prinsip negara demokrasi yang telah lama dianut Indonesia menjadi otokrasi.

“Itu sangat kuat, sangat berorientasi pada kekuasaan satu orang. Jadi selain oligarki politik oligarki ekonomi, sekarang Indonesia jadi otokrasi bukan demokrasi.”

“Otokrasi yaitu kekuasaan yang berpusat pada satu orang. Ini yang disebut dalam literatur ilmu politik sebagai democratic centralizm demokrasi yang terpusat seperti dulu. Demokrasi terpimpin,” ungkap Din.

Din mengeklaim KAMI diinisiasi sejumlah pihak justru untuk menyelamatkan nilai penting negara yang telah dibangun sebelumnya. Dengan hadirnya KAMI, diharapkan DIN, dapat menjadi upaya bagi mereka yang masih peduli akan negara untuk tetap menjaga keutuhan dasar negara.

“Maka kami sebagai gerakan moral berjuang untuk meluruskan kiblat bangsa dan negara sudah menyimpang kemudian sistem politik yang diterapkan di Indonesia jika dikaitkan dengan sila keempat pancasila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan kesimpulannya adalah jauh panggang dari api,” tegas Din. {kumparan}