News  

Moeldoko Ungkap Hanya 3 Sosok Ini Yang Pernyataannya Bisa Mewakili Istana

Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan tidak semua pejabat di lingkungan Istana Kepresidenan dalam memberikan penyataan merepresentasikan istana.

Menurut Moeldoko yang bisa berbicara mengatas namakan istana hanya tiga, yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan ia sendiri sebagai Kepala Staf Presiden.

“Kita sepakati dulu bahwa kalau mengatasnamakan Istana itu representasinya kalau di staf presiden, satu Mensesneg, kedua Menseskab, lalu KSP,” kata Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Kamis (12/11/2020).

Termasuk menurut Moeldoko para deputi dan tenaga ahli utama di Kantor Staf Presiden. Pernyataan mereka tidak merepresentasikan istana melainkan Kantor Staf Presiden.

“Jadi kalau tenaga ahli KSP berbicara atas nama Kantor KSP, bukan atas nama Istana. Ini sering kadang-kadang media semua orang yang berbicara di KSP itu Istana,” katanya.

Menurut Moeldoko tidak semua kesalahan di lingkungan Istana menjadi tanggungjawab Presiden.

Misalnya apabila ada kesalahan pernyataan dari tenaga ahli utama KSP, maka itu merupakan tanggungjawabnya bukan tanggungjawab presiden.

“Intinya bahwa semuanya itu yang ingin saya garisbawahi, jangan dikit-dikit Istana,” katanya.

Terkait dengan staf khusus presiden, menurut Moeldoko sebaiknya ditanyakan kepada Koordinator Staf Khusus Presiden yakni Ari Dwipayana. Karena menurut dia, Staf Khusus Presiden bukan berada di bawah Kantor Staf Presiden.

“Kalau berkaitan para staf khusus ini sebenarnya staf khusus kan ada koordinatornya ya. Saya juga engga etis mengomentari itu jadi saran saya untuk bertanya ke pak Ari ya.”

“Pak ari Dwipayana untuk minta penjelasan karena jangan sampai nanti ada perbedaan-perbedaan dalam persepsi. Saya mohon maaf untuk itu,” tuturnya.

Moeldoko mencontohkan adanya pegawai di KSP yang terjangkit Covid-19 dan kasus sepeda dari Daniel Mananta yang diberikan kepada KSP.

Presiden menurut Moeldoko tidak mengatahui persoalan tersebut. Namun ditulis Istana sehingga seakan-akan presiden mengetahuinya.

“Seperti yang kemarin itu masalah sepeda. Sepeda kemarin, saya harus jujur bahwa presiden nggak ngerti apa-apa. Tetapi karena beritanya sudah salah kutip seperti itu, akhirnya kita menjadi, saya khususnya, menjadi kalang kabut,”

“Saya harus jujur, saya mohon maaf hal-hal seperti itu, saya harus jujur. Tapi semua dalam tanggung jawab saya selaku Kepala Staf Kepresidenan dan yang berbicara atas nama Istana adalah Pak Pratikno, Pak Pramono, dan KSP. Biar nanti clear ini,” pungkasnya. {tribun}