News  

Partai Wong Cilik Rampok Hak Wong Cilik, Rocky Gerung: Itu Dungu Namanya!

Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) menetapkan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara sebagai tersangka kasus dugaan korupsi bansos penanggulangan dampak pandemi Covid-19. Pengamat politik Rocky Gerung turut menanggapi persoalan ini.

Ia menyampaikan ingin mendengar pernyataan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, di mana Juliari Batubara adalah kader dari partai itu.

“Kita lagi tunggu apa yang akan diucapkan oleh Ibu Mega. Kita mau tunggu reaksi Ibu Mega sebenarnya apa. Karena kalau soal PDIP korupsi itu bukan lagi berita itu sudah ada aja tuh berita PDIP korupsi di daerah macam-macam,” kata Rocky seperti dikutip dari kanal YouYube Rocky Gerung Official.

Tentu, kata dia, seperti yang sudah-sudah, bila ada kejadian seperti ini nantinya akan ada semacam apologi bahwa tersangka sudah tidak lagi menjadi bagian dari kabinet.

Menurut Rocky Gerung, Mensos Juliari Peter Batubara yang merupakan bendahara di PDIP memang memiliki tugas dalam mengumpulkan uang untuk kebutuhan partai.

Terlebih, beberapa waktu lalu telah banyak menghabiskan dana partai untuk keperluan Pemilu dan Pilkada.

“Juliari Batubara ini kan bendahara PDIP, jadi memang tugas dia mengumpulkan uang. Soal-soal semacam ini yang jadi pengetahuan umum bahwa Pemilu kemarin kantong-kantong partai habis, Pilkada di 300 daerah juga menghabiskan isi kantong partai, nah karena itu harus ada yang ditabung ulang dengan cara mencuri, merampok,” tutur Rocky Gerung.

Rocky Gerung menambahkan, Juliari yang merupakan seorang Menteri Sosial harusnya dapat mensejahterakan rakyat miskin, bukan merampas haknya.

“Konyolnya, ini Menteri Sosial. Menteri sosial itu sangat khusus dalam pemerintahan kita karena memang dia disuruh untuk mengurus rakyat miskin”

“Nah sekarang hak rakyat miskin dia rampok kan itu yang namanya dunguk. Ini hak rakyat kecil. Jadi, partai wong cilik merampok hak wong cilik kan dungu namanya,” ujar Rocky Gerung.

Sementara itu, Juliari Batubara yang diketahui berasal dari keluarga cukup mampu, disebut tanggung dalam melakukan aksi korupsinya itu, lantaran dirinya hanya mengambil 10.000 dari 300.000 paket sembako.

“Itu artinya kesulitan keuangan partai. Ini kan pasti ada hubungannya ya, secara pribadi mungkin dia nggak perlu itu 10.000 tapi dia tau bahwa dia mesti masukin uang kepada partai,” terang Rocky Gerung.

Lebih lanjut Rocky Gerung mengatakan, bagaimana investor mau masuk Indonesia jika ada dua partai besar yaitu Gerindra dan PDIP yang sudah terlihat tidak bersih.

“Semua pemilik modal yang punya karakter dari luar negeri menghitung-hitung gimana uangnya bisa ditilep lagi dong,” ucapnya.

Kemudian, dirinya mengajak untuk memandang bagaimana rapuhnya isu pemerintahan yang bersih di Indonesia sekarang.

Rocky Gerung mempertanyakan, selanjutnya alasan apa lagi yang mau dikeluarkan oleh Presiden Jokowi terkait kasus korupsi Juliari Batubara yang merupakan satu partai dengannya.

“Sekarang apalagi yang mau diucapkan oleh Pak Jokowi untuk mengatakan bahwa ‘kami (partai) memimpin pemberantasan korupsi’. Loh dia (Jokowi) dalam dirinya sendiri sarang korupsi. Itu kan partainya Jokowi gimana mungkin Jokowi mengucapkan window dressing sementara di belakang punggungnya itu tikus-tikus berkeliaran tuh,” ujarnya.

Dia juga mencontohkan dan mengumpamakan bila Jokowi mengungkapkan pernyataan tersebut di hadapan umum.

“Jadi begitu dipotret oleh kamera Pak Jokowi lagi memimpin konferensi pers, ‘ya harus KPK harus betul-betul profesional’. Sementara tertangkap kamera tikus bolak-balik di Istana, nyetor lah minta jatah segala macam,” tutur Rocky Gerung. {pikiranrakyat}