News  

Produksi Moderna dan Pfizer Lebih Efektif, Kenapa RI Pilih Vaksin COVID-19 Sinovac?

Vaksin COVID-19 Sinovac telah resmi mendarat di Indonesia sejak pekan lalu. Namun, banyak masyarakat Indonesia yang meragukan vaksin produksi China tersebut, terlebih karena belum diketahui berapa persen efektivitasnya.

Dibandingkan dengan vaksin produksi Moderna dan Pfizer yang diklaim efektif hingga 90 persen, vaksin Sinovac hingga kini masih menjalani uji klinis tahap akhir.

Meski demikian, Konsultan Biologi Molekuler Independen Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, PhD meminta masyarakat untuk menunggu sampai data keluar.

“Mudah-mudahan bisa melampaui ambang minimal efikasi WHO, 50 persen. Tapi, kalau hasilnya 30 persen harus diperhitungkan lagi,” ujarnya dalam acara Kelas Umum Pandemi bersama Lapor COVID-19 belum lama ini.

Selain itu, Rusdan menambahkan, pemerintah pun sudah mengatakan bahwa vaksin masih menunggu ‘lampu hijau’ hasil evaluasi data BPOM. Uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac juga tak hanya dilakukan di Indonesia, tapi juga Brasil.

Menanggapi keraguan masyarakat atas keputusan pemerintah memesan vaksin Sinovac yang belum memiliki data efektivitas, Rusdan mengungkap beberapa kemungkinan. Pertama, produksi vaksin secara global terbatas sehingga perusahaan akan mendahulukan yang sudah memberi komitmen.

“Sinovac mereka bukan kaleng-kaleng, perusahaan serius. Karena ini buatan China banyak KW, tapi Sinovac perusahaan besar, mereka juga menggunakan teknlogi lama yang sudah terbukti track record untuk penyakit lain dan pengembang vaksin akui yang diakui WHO,” lanjutnya.

Rusdan pun tak memungkiri jika ada keputusan politik yang juga terlibat dalam keputusan memilih Sinovac. Sebabnya, masih ada risiko bila nanti hasil uji Sinovac tidak efektif. Meski demikian, pemerintah tetap menunggu keputusan dari BPOM.

Di samping itu, penilaian lain yang juga menjadi pertimbangan adalah rantai dingin vaksin. Meski Moderna dan Pfizer efektivitasnya tinggi tapi memerlukan suhu hingga minus 80 derajat yang cukup sulit dipenuhi di Indonesia.

Sementara itu, masih ada AstraZeneca yang efektivitasnya 70 persen dan bisa dengan suhu kulkas, namun biayanya cukup mahal. {viva}