News  

Ternyata Jenderal Gatot Pernah Selamatkan Soeharto Dari Ambang Kehancuran

Perjalanan karier Haji Muhammad Soeharto di dunia militer Nusantara hingga menyandang 5 bintang emas Tentara Nasional Indonesia (TNI), ternyata tak semulus yang dibayangkan.

Karier pria kelahiran Kemusuk, Yogyakarta, 8 Juni 1921 ini ternyata pernah berada di ambang kehancuran. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1959.

Ketika itu jebolan Sekolah Bintara Gombong 1945 itu, hampir saja kehilangan pangkat sebagai perwira menengah berpangkat Kolonel yang menduduki kursi Panglima Tentara dan Teritorium IV/Diponegoro (Kodam Diponegoro).

Jadi kisahnya begini, dari berbagai sumber dilansir VIVA Militer, Selasa 22 Desember 2020, ketika itu sang Raja Cendana itu diketahui oleh Mayor Jenderal TNI Pranoto Reksosamodra telah menyelewengkan jabatan.

Atas kasus itu, Mayjen TNI Pranoto yang ketika itu berpangkat Letnan Kolonel dan menjabat sebagai Kepala Staf TT IV/Diponegoro, bersama Komandan CPM TT IV/Diponegoro, Letkol Soenaryo melakukan penyelidikan.

Dari hasil penyelidikan tersebut, terungkaplah bahwa Kolonel Soeharto telah melancarkan barter liar monopoli cengkeh dari persatuan Pabrik-pabrik Rokok Kretek (PPRK) di Jawa Tengah.

Tak cuma itu, dengan didanai oleh pengusaha Tionghoa, Soeharto melakukan bisnis liar penjualan besi tua. Yang parahnya lagi, Soeharto memuluskan kegiatan ilegal itu dengan menggunakan fasilitas angkutan truk milik TNI.

Singkat cerita kelakuan Soeharto sampai ke telinga Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Nasution di Jakarta. Kemudian, Jenderal Nasution mengutus Brigadir Jenderal Sungkono untuk melakukan penyelidikan atas laporan Letkol Pranoto dan Letkol Soenaryo tersebut.

Dan benar saja, selama menjabat Panglima Tentara dan Teritorium IV/Diponegoro, Kolonel Soeharto tak cuma melakukan barter bisnis liar, tapi juga melakukan pungutan liar yang diwajibkan kepada pelaku industri produksi di Jawa Tengah, dia juga terkuak melakukan barter ilegal gula dengan beras dari Thailand.

Atas hasil penyelidikan itu, Jenderal Nasution pun memutuskan menuntaskan karier Kolonel Soeharto demi memberantas korupsi di Angkatan Darat dengan memecatnya secara tidak hormat.

Namun di Kolonel Soeharto benar-benar mujur, dalam kondisi di ambang kehancuran, ternyata masih ada petinggi Angkatan Darat yang mau menyelamatkannya, alasannya Kolonel Soeharto merupakan prajurit TNI berbakat.

Petinggi AD itu adalah Jenderal TNI Gatot Soebroto, yang tak lain adalah Wakil KSAD. Ketika itu Jenderal Gatot menyarankan Jenderal Nasution untuk menjatuhi hukuman pencopotan jabatan Kolonel Soeharto dari Panglima Tentara dan Teritorium IV/Diponegoro tanpa pemecatan dari tubuh TNI.

Akhirnya Jenderal TNI Nasution mendengarkan saran itu dan menghukum Kolonel Soeharto dengan mengirimnya ke Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Bandung, Jawa Barat.

Dari situlah Kolonel TNI Soeharto memulai kehidupan militer baru, dan akhirnya mengikuti pendidikan C Sekolah Staf dan Komando AD dan kemudian diangkat menjadi Deputi I Kepala Staf Angkatan Darat dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI. {viva}