BPOM Harus Jelaskan Status EUA Sinovac, Saleh Daulay: Kalau Tak Jelas, Masyarakat Takkan Mau Divaksin

Meski jadwal pemberian vaksin Covid-19 sudah makin dekat, pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum kunjung menerbitkan status emergency use authorization (EUA) terkait vaksin produksi Sinovac.

Padahal, sebanyak 3 juta dosis vaksin yang diimpor dari China saat ini sudah didistribusikan ke 34 provinsi di Indonesia. Sehingga anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mendesak BPOM untuk segera mengeluarkan status EUA bagi vaksin Sinovac.

EUA seharusnya sudah klir sebelum dilakukan vaksinasi. “Kalaupun belum selesai, setidaknya BPOM bisa memberikan sejauh mana hasil kerja mereka. Tentu proses pelaksanaan vaksinasi akan tetap menunggu izin dari BPOM,” tegas Saleh kepada wartawan, Senin (4/1).

Ketua Fraksi PAN ini menilai, status EUA penting untuk disampaikan ke publik mengingat masih banyak masyarakat yang khawatir untuk divaksin.

Tak sedikit masyarakat yang menunggu keterangan dari pemerintah dan BPOM mengenai mutu, manfaat, dan keamanan vaksin dari China itu.

“Bolanya sekarang ada di BPOM. Mereka juga harus berpacu dengan waktu. Dengan hasil kerja BPOM, masyarakat diharapkan akan lebih percaya dan rela untuk ikut vaksinasi,” jelasnya.

Terlebih, lanjut Saleh, Presiden Joko Widodo telah menggratiskan vaksinasi kepada seluruh rakyat Indonesia. Namun, EUA dari BPOM belum juga keluar.

Hal ini memicu kekhawatiran masyarakat. Lebih jauh lagi, jika banyak masyarakat yang tidak mau divaksin lantaran tidak jelas manfaatnya, maka pembelian vaksin akan jadi mubazir.

“Vaksinasi ini kan gratis. Kalau nanti vaksinnya dinilai tidak jelas karena tidak ada penjelasan otoritatif, dikhawatirkan masyarakat nanti malah tidak bersedia divaksin. Itu akan menimbulkan persoalan sendiri,” bebernya.

“Wajar kalau sekarang kita dorong BPOM segera menjelaskan EUA vaksin ini. Dengan begitu, ada waktu yang cukup untuk mensosialisasikannya ke masyarakat,” tegasnya lagi.

Saleh juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak sungkan mencari informasi. Tapi, harus mencari dan mendapatkan sumber informasi yang valid dan bisa dipercaya.

“Jangan percaya kepada berita-berita hoax yang belakangan banyak beredar. Jika menemukan informasi yang meragukan, sebaiknya hubungi petugas medis atau dinas kesehatan yang ada,” tutupnya. {RMOL}