Bangun Kesepahaman dan Preventif Bisa Cegah Konflik di Pilgub Jabar

Dikabarkan akan Panas, Elite Partai Siapkan Strategi di Pilgub Jabar

 

Pilkada Jawa Barat 2018 yang nantinya mengusung empat pasangan calon, diprediksi akan berlangsung dengan ketat dan rawan konflik. Wiranto, Menteri Politik Hukum dan Keamanan, menyatakan hal tersebut. Sejumlah partai pengusung empat pasangan di Pilgub Jabar mengaku sudah menyiapkan strategi untuk meminimalisir terjadinya konflik.

Sodik Mujahid, sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra mengatakan, semua pihak termasuk pihak media, tokoh masyarakat dan pemerintah termasuk KPU sudah harus melakukan kampanye dan edukasi mengenai Pilkada Damai di masyarakat guna meredam konflik di Pilgub Jabar.

“Harus adil dan independen, baik dari keamanan, KPU dan Bawaslu. Jika tidak adil, ini sejatinya yang akan menimbulkan konflik,” kata Sodik.

Dalam setiap kader partai pasti sangat patuh kepada pimpinannya, maka dengan itu pimpinan partai dan tim sukses juga harus benar-benar serius dan sungguh-sungguh dalam membina dan mendidik kadernya agar lebih dewasa dalam proses di Pilgub Jabar dan Pilkada di Jabar ini.

Lanjut Sodik “Jika pimpinan sungguh-sungguh mendidiknya maka akan terhindar dari konflik,”.

Walapaun begitu, Gerindra bersama PKS dan PAN yang mengusung pasangan Sudrajat dan Ahmad Syaikhu di Pilgub Jabar optimistis kalau Jawa Barat akan tetap aman dan kondusif. Karena yakin warga Jawa Barat yang dewasa dan akan bisa menahan diri.

“Di Jakarta saja yang Pilgub kemarin sangat keras, tapi faktanya tidak terjadi konflik fisik,” lanjut dia.

Bangun kesepahaman

Ditempat yang terpisah,Ratu Dian Hatifah, Wakil Sekretaris Golkar bidang pemenangan Pemilu mengatakan, sudah biasa bila setiap ada Pilkada pasti akan ada friksi maupun perbedaan yang berpotensi menjadi sebuah konflik kepentingan. Dalam hal ini, Partai Golkar yang bersama parti Demokrat mengusung pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar mengatakan akan melakukan komunikasi yang intensif dengan semua partai koalisi.

Ratu Dian Hatifah melanjutkan “Kami akan menciptakan suasana kekeluargaan dan menghargai perbedaan, juga membantu kepercayaan antar pasangan dan pendukung,”.

Maman Imanulhaq sebagai Ketua DPP PKB, berpandangan yang sama, kesepahaman untuk membangun komunikasi antar partai pengusung di Pilgub Jabar sangat penting. Karena hal tersebut diyakini bisa meredam kampanye hitam, politik identitas, fitnah dan hoax yang mungkin bisa saja terjadi.

“Edukasi di masyarakat juga perlu bahwa Pilgub Jabar ini adalah sebuah proses demokrasi yang akan memilih pemimpin ke depan dan akan membawa kemaslahatan. Jadi masyarakat diimbau untuk tetap mengikuti proses ini dengan semangat, rasionalitas dan juga menjaga persatuan,” kata Maman.

Partai Maman yang berkoalisi dengan PPP, Hanura, dan Nasdem mengusung pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum juga meminta kepada semua media massa untuk membantu menciptakan suasana yang kondusif.

“Di sosial media apalagi. Perlu edukasi. Walaupun saya yakin masyarakat Jawa Barat ini punya prinsip silih asuh silih asih silih asah agar Jabar punya pemimpin yang berkualitas,” lanjutnya.

Preventif

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Eriko Sutorduga juga mengatakan hal yang sama dan tak menampik kalau potensi rawan masih mungkin terjadi di Pilgub Jabar 2018 dan Pilpres 2019 nanti. Kendati begitu, pihaknya akan mempercayakan penanganan hal ini ke aparat yang berwenang. Seperti yang diketahui di Pilgub Jabar, PDIP mengusung calonnya sendiri yakni Tb Hasanudin-Anton Charliyan.

“Kalau itu terjadi, ya kami meminta kepada aparat penegak hukum, Bawaslu, KPPU, untuk bertindak tegas,” kata Eriko.

Namun, menurut Eriko yang lebih penting dipikirkan saat ini adalah langkah preventif. Pasalnya, dia menilai, konflik bisa menajam didukung oleh kesenjangan ekonomi yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, perlu langkah perbaikan ekonomi yang dlilakukan oleh pemerintah dan berdampak langsung ke masyarakat.

“Karena faktor ekonomi yg mendesak itu justru menyuburkan isu seperti SARA, makanya perlu pemimpin yang bisa membetulkan masalah ini,” ucap dia.